Nasional, gemasulawesi – Diketahui jika perayaan Nyepi tahun 2024 beriringan dengan awal bulan Ramadhan tahun 2024 dan mengenai hal tersebut, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menyatakan jika ini merupakan momentum yang baik untuk kedua umat beragama melakukan introspeksi.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menyebutkan jika umat Hindu menyambut perayaan Nyepi dengan Tawur Agung Kesanga dan pawai ogoh-ogoh.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menambahkan jika umat Islam menyambut bulan Ramadhan dengan tarhib Ramadhan dan qiyamul lail atau salat pada malam hari.
Baca Juga:
Jelang Ramadhan 2024, Kemenag Menggandeng Ratusan Influencer Jadi Kader Hisab Rukyat
“Selamat merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 untuk umat Hindu di seluruh Indonesia,” katanya.
Dia mengungkapkan harapannya semoga umat Hindu dapat terus meningkatkan kualitas diri dalam hubungan manusia dengan Tuhan, lingkungan dan sesama anak bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, juga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa untuk umat Islam.
Baca Juga:
Sebanyak 24 Kereta, KAI Dilaporkan Membuka Pemesanan Tiket KA Tambahan Idul Fitri 2024 Tahap Kedua
“Semoga keistimewaan bulan Ramadhan dapat lebih meningkatkan kualitas ketakwaan,” ungkapnya.
Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan jika umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian, yakni amati geni atau tidak menyalakan api, amati karya atau tidak bekerja, amati lelungan atau tidak bepergian dan juga amati lelanguan atau tidak menikmati hiburan atau bersenang-senang.
“Sementara umat Muslim menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadhan,” terangnya.
Menurutnya, Catur Brata Penyepian adalah waktu yang tepat untuk umat Hindu untuk melakukan kontemplasi.
“Sedangkan puasa Ramadhan juga sangat baik untuk muhasabah untuk umat Islam, sehingga keduanya adalah momentum introspeksi,” paparnya.
Yaqut Cholil Qoumas yang juga akrab disapa dengan Gus Men tersebut mengatakan bahwa dalam semangat introspeksi, sikap saling menghormati sangat penting dikarenakan adanya perbedaan ekspresi keberagaman.
“Hari Nyepi meniscayakan keheningan, sementara kegiatan yang dilakukan untuk mengisi bulan Ramadhan sarat dengan ekspresi syiar atau keramaian,” imbuhnya.
Menag juga mengajak semua umat beragama untuk saling menghormati dalam menjalani ritual ibadah dan tradisi keagamaannya masing-masing.
Di sisi lain, Menag juga meminta Kanwil Kemenag Provinsi bersama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB untuk dapat mengatur agar pawai ogoh-ogoh dan tarhib Ramadhan dapat tetap berjalan dengan semangat toleransi. (*/Mey)