Nasional, gemasulawesi – Pada tanggal 13 Januari 2024, diketahui jika akan ada Hari Aksi Global untuk Gaza atau juga dinamakan dengan 100 Hari Genosida Gaza yang akan dilakukan di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Pusat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menyatakan sebanyak 1.400 personel dikerahkan untuk menjaga keamanan Hari Aksi Global untuk Gaza.
Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebutkan jika personel keaamanan tersebut merupakan personel gabungan yang terdiri dari TNI, Pemda DKI, Polri dan beberapa instansi terkait yang siap untuk menjaga keamanan dan ketertiban dari Hari Aksi Global untuk Gaza.
Baca Juga:
Lawatan ke Vietnam, Presiden Jokowi Disuguhkan Sejumlah Penampilan Seni
“Untuk pengamanan, kami memfokuskan di sekitar Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kawasan Patung Kuda, Bundaran HI, Istana dan lapangan Banteng,” katanya.
Susatyo menerangkan jika para personel gabungan telah bersiaga sejak pukul 05.45 WIB.
Untuk Aksi Bela Palestina kali ini, dikabarkan merupakan gabungan dari jutaan pejuang kemanusiaan Hari Aksi Global untuk Gaza yang dilakukan di 100 kota di seluruh dunia.
Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut penghentian serangan yang dilakukan Israel di Palestina yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 23 ribu orang.
Selain itu, kelaparan dan krisis pangan juga terjadi imbas perang yang menambah buruk kondisi yang terjadi.
Oleh karena itu, hal itulah yang dikatakan menjadi dasar untuk berbagai komunitas internasional dari 50 negara lebih yang ada di seluruh dunia serentak menggelar Hari Aksi Global untuk Gaza yang dilakukan dengan melakukan demonstrasi di jalan-jalan yang ada di negara mereka.
Diketahui jika London, Inggris, menjadi penggagas untuk Hari Aksi Global untuk Gaza tersebut.
Di sisi lain, di sidang ICJ (Mahkamah Internasional) yang diselengarakan di Den Haag, Israel menyatakan jika mereka melakukan perang untuk melindungi rakyat mereka sendiri.
“Konvensi Genosida 1948 tidak dirancang untuk mengatasi dampak yang akan ditimbulkan dari permusuhan yang intens terhadap masyarakat sipil,” kata perwakilan mereka. (*/Mey)