Akibat Dendam Masa Kecil, Anak dari Kasus Satu Keluarga di Depok Bersimbah Darah Nekat Bunuh Hingga Aniaya Kedua Orang Tuanya

<p>Ket.Foto: Motif dibalik kasus satu keluarga bersimbah darah di Depok telah terungkap (Foto/Instagram/@berbagiinfo_negri)</p>
Ket.Foto: Motif dibalik kasus satu keluarga bersimbah darah di Depok telah terungkap (Foto/Instagram/@berbagiinfo_negri)

Nasional, gemasulawesi – Telah terungkap dalam kasus satu keluarga di Depok bersimbah darah yang telah menewaskan sang ibu serta ayah dan anak yang alami luka-luka.

Kini diketahui, sang anak yakni Rifiki Azis Ramadhan atau RA (23) dalam kasus satu keluarga di Depok yang ditemukan telah bersimbah darah oleh para tetangga tersebut telah membunuh sang ibu serta menganiaya sang ayah.

Melalui peristiwa satu keluarga bersibah darah tersebut berlokasikan di Kampung Sindangkarsa, RT 03/08, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok pada Kamis, 10 Agustus 2023.

Baca:Sebuah Keluarga di Depok Ditemukan Bersimbah Darah, Dugaan Sementara Sang Anak Adalah Pelakunya

Dalam pengakuan tersangka pula, dirinya memiliki rasa kebencian terhadap orang tuanya.

“Saya memohon maaf mengenai kejadian ini, saya telah mengalami sakit hati yang terdalam. Saya menaruh rasa benci dan setiap harinya saya menangis. Namun saya juga harus pura-pura kuat,” ujarnya pada Jumat, 11 Agustus 2023.

Pada penyataannya di Polsek Cimanggis tersebut, dirinya pun kerap menyesal dengan perbuatannya, dan ia mengakui bahwa dirinya selalu dimarahi kedua orang tuanya semenjak SD.

Baca:Usai Dihujat, Driver Ojol Grab Ini Dapatkan Simpati Akibat Dicurigai Telah Membawa Kabur Belanjaan Seorang Pelanggan di Depok, Netizen: Customernya Malu Gak Ya?

Ketika tersangka ditanyakan penyebab dari dirinya selalu dimarahi, ia pun menduga bahwa dirinya menjadi tempat pelampiasan kekesalan yang dirasakan orang tuanya.

“Untuk alasannya, mungkin mereka melapiaskan yang terjadi dengan mereka,” jelasnya yang dikutip pada Sabtu, 12 Agustus 2023,

Rifki pun juga mengungkapkan bahwa dirinya hanya mencurahkan keluh kesahnya bukan ke keluarga atau saudaranya, melainkan kepada temannya.

Baca:UI Depok dan Salemba: Tuan Rumah UTBK-SNBT 2023, Jumlah Peserta Mencapai 53.293 Orang!

Tersangka Rifki pun turut mengucapkan permohonan maaf atas tindakan penganiayaan terhadap sang ayah dan telah membunuh ibu kandungnya.

“Saya sangat menyesali perbuatan saya, mohon maaf atas perlakuan yang telah saya lakukan ke ibu saya. Lalu saya juga meminta maaf kepada saya yang tak bisa menahan emosi dan rasa jengkel saya,” pungkasnya.

Diketahui tersangka Rifki telah menusuk sang ibu sebanyak 50 kali akibat kesal dirinya dianggap tak dapat membahagiakan kedua orang tuanya sehingga akhirnya melakukan aksi brutal tersebut.

Baca:Usai Dihujat, Driver Ojol Grab Ini Dapatkan Simpati Akibat Dicurigai Telah Membawa Kabur Belanjaan Seorang Pelanggan di Depok, Netizen: Customernya Malu Gak Ya?

“Sehari sebelum kejadian, tersangka ini sempat dimarahi dan ada kata-kata yang kurang mengenakkan sehingga tersangka ini tak terima,” jelas Kompol Arief Budiharjo, Kapolsek Cimanggis.

Disampaikan pula oleh Arief, bahwa tersangka semenjak beranjak remaja telah diberi kepercayaan untuk mengelola keuangan usaha keluarganya, yang mana bisnis tersebut adalah pengemasan kardus.

Namun, dalam hal ini kedua orang tuanya menganggap tersangka Rifki tak transparan dengan laporan keuangan yang dikelolanya.

Baca:Perkara Gagal Main Crypto, Pelaku Akui Dihantui Usai Habisi dan Rampas Harta Korban Mahasiswa UI yang Ditemukan Tewas di Kamar Kos

“Intinya, kedua orang tuanya menganggap tersangka telah menyembunyikan sesuatu dan akhirnya menuduh tersangka agar lebih terbuka dalam keuangan usaha tersebut,” tuturnya kembali.

Karena tuduhan yang dilontakan kedua orang tuanya, Rifki pun tak bisa membendung emosinya hingga akhirnya mendorong tersangka untuk membunuh sang ibu dengan 50 tusukan dan ayah yang telah alami luka-luka. (*/Naaf)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim           

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

...

Artikel Terkait

wave

Calon Presiden Ekuador Fernando Villavicencio Ditembak Usai Lakukan Kampanye, Presiden Umumkan Masa Darurat Selama 2 Bulan

Fernando Villavicencio, calon Presiden Ekuador ditembak pada bagian kepala usai dirinya menyelesaikan kampanye di Stadio Quito.

Sebuah Keluarga di Depok Ditemukan Bersimbah Darah, Dugaan Sementara Sang Anak Adalah Pelakunya

Sebuah keluarga di Depok ditemukan bersimbah darah dengan korban ibu tewas dan kondisi sang ayah dan anak alami luka berat.

Kepolisian Temukan Sebuah Gambar Janggal, Diduga Dibuat Oleh Remaja yang Ditemukan Tewas Tergantung di Apartemen Kawasan Cakung

Dalam olah TKP, Kepolisian temukan sebuah gambar janggal yang diduga di gambar oleh remaja yang tewas tergantung di kamar Apartemen Cakung.

Kepolisian Putuskan Tetap Tahan Panji Gumilang Usai Dapatkan Permohonan Penangguhan, Pemeriksaan Atas Kasus TPPU Akan Dilakukan Pekan Depan

Usai ajukan permohonan penangguhan, Panji Gumilang tetap ditahan pihak kepolisian. Pekan depan akan dilakukan pemeriksaan atas kasus TPPU.

Surabaya Bersiap Sambut Keindahan Langit: Prakiraan Cuaca yang Menjanjikan pada 6 Agustus 2023

Pada 6 Agustus 2023, wilayah Surabaya akan memiliki cuaca sama seperti hari-hari sebelumnya tanpa adanya guyuran hujan.

Berita Terkini

wave

Nasib Nyawa di Gunung Nasalane: Menanti Keadilan yang Belum Menyentuh Dg Aras

Hukum yang tak bertaring dihadapan pemodal tambang ilegal, hampir terjadi disemua titik PETI yang tersebar di Parigi moutong.

Tebalnya Tembok "Imunitas" Tambang Ilegal Buranga: Mengapa Hukum Tak Berdaya Dihadapan Reni?

Polres Parigi Moutong dinilai tak bertaring dihadapan Reni salah satu tokoh sentral dibalik beroperasinya tambang ilegal di Desa Buranga.

Diduga Kebal Hukum, Kelompok Haji Anjas, Mustari dan Ahmad Geser Operasi Tambang Ilegal ke Desa Buranga

Dugaan kebal hukum pengelola PETI di Desa Buranga mencuat, seolah tidak perduli hukum aktifitas tambang ilegal Buranga tetap beroperasi.

Maut Mengintai di Buranga: Mengapa Tambang Ilegal di Depan Mata Polres Parigi Moutong Seolah Tak Tersentuh?

Bahaya di PETI Buranga berpotensi sama dengan Tambang ilegal yang berada di gunung Nasalena. Ancaman maut reruntuhan material mengintai.

Maut di Lubang Emas Lobu: Menagih Tanggung Jawab Pengelola PETI atas Tewasnya Penambang

Emas berdarah Parigi moutong kembali telan korban jiwa, kali ini PETI berlokasi di Desa Lobu Kecamatan Moutong yang kena giliran.


See All
; ;