Kupas Tuntas, gemasulawesi – Paska batalnya penetapan RUU Pilkada yang diinisiasi oleh DPR RI melalui Banleg, membuka peluang sejumlah pasangan calon Kepala daerah (Cakada) Parigi moutong yang awalnya tidak memiliki peluang untuk maju di Pilkada Parigi moutong.
Seperti Muslih dan Amrullah yang akhirnya bisa menarik nafas lega karena bisa mendapatkan keuntungan atau ‘bola muntah’ dari kebijakan putusan MK.
Awalnya Muslih tidak dimungkinkan berpasangan dengan Badrun Nggai karena Gerindra tidak bisa mengusung dengan posisi lima kursi, demikian juga Amrullah yang awalnya hanya berharap dari Nasdem yang notabene juga hanya memiliki 5 kursi.
Sementara untuk bisa memuluskan pendaftaran ke KPU, persyaratan yang harus dipenuhi adalah memenuhi kuota 20 persen suara atau delapan kursi wajib dipenuhi oleh partai pengusung.
Diketahui saat ini pasangan yang dipastikan maju selain dari Nizar rahmatu – Ardi yang diusung oleh koalisi PKS, Hanura, PAN dan PKB adalah Badrun Nggai – Muslih yang diusung Gerindra, Nur Rahmatu – Arman Maulana yang diusung koalisi PDI P dan Demokrat, Erwin Burase – Abdul Said diusung oleh partai Golkar dan pasangan Amrullah – Ibrahim Hafid diusung oleh partai Nasdem.
Sementara itu diluar dari lima kandidat yang dipastikan sudah memenuhi persyaratan KPU untuk mendaftar beredar isu akan ada pasangan baru yang saat ini sedang bergerilya untuk melakukan lobi terhadap partai Perindo dan partai non seat lainnya yakni Ridwan Nontji – Abdullah Alhamidi.
Menariknya dari semua kandidat tersebut pasangan Nizar - Ardi dengan tagline ‘Bersinar’ berslogankan kerja nyata disebut sebagai ‘kuda hitam’ pada Pilkada kali ini.
Analisa yang beredar saat ini bukan tanpa alasan, Nizar Rahmatu yang notabene memiliki background pengusaha sekaligus seorang yang sudah matang dalam berorganisasi dinilai akan mampu mengakomodir kepentingan Parigi moutong yang sedang membutuhkan pembangunan.
Sementara pasangannya Ardi diketahui memiliki latar belakang birokrasi yang mumpuni, dimana dia mengawali karir sebagai seorang guru, Kepala dinas Pendidikan selama kurang lebih lima tahun hingga menjadi Sekda di Parigi moutong sehingga pasangan ini dinilai sangat ideal.
Pasangan ini bisa memenuhi kebutuhan Parigi moutong akan Pembangunan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dari sisi birokrasi.
Pengalaman Ardi sebagai Sekda tentu tidak diragukan dalam membantu Nizar Rahmatu sebagai Bupati jika terpilih dalam mengelola sisi pemerintahan.
Sehingga Nizar Rahmatu bisa lebih fokus untuk mengembangkan Parigi moutong dari sisi Pembangunan yang saat ini terkesan belum dijalankan secara maksimal.
Keseriusan pasangan ini untuk maju dalam perhelatan Pilkada Parigi moutong kali ini juga bisa terlihat dari komitmen mereka dalam berebut dukungan partai pengusung.
Hingga akhirnya hari ini pasangan Nizar Rahmatu – Ardi bisa memenuhi kuota jumlah kursi partai pengusung tanpa perlu memanfaatkan celah dari putusan MK yang diterbitkan belum lama ini.
Jejaring dari Nizar Rahmatu tidak diragukan lagi, terlihat dari kemampuannya meyakinkan sejumlah DPP partai pengusung. Artinya jika terpilih menjadi bupati, Nizar Rahmatu diyakini bisa untuk melobi anggaran untuk kepentingan Pembangunan Parigi moutong.
Sementara Ardi sendiri akan menjadi angin sejuk bagi kalangan birokrasi Parigi moutong, kemampuannya mengatur dengan tangan dingin tentu tidak akan merugikan kalangan birokrasi kedepannya terlepas dari pilihan yang berbeda.
Pada akhirnya siapapun yang terpilih nantinya di Kabupaten Parigi moutong diharapkan bisa menjadi pemimpin yang adil, Amanah dan bisa mengedepankan kepentingan daerah dibanding kelompok tertentu. (fan)