Membawa Berbagai Macam Kebutuhan Pokok, 322 Truk Bantuan yang Memasuki Wilayah Selatan Dikabarkan Tidak Memiliki Akses ke Jalur Gaza Utara

Ket. Foto: Sekitar 322 Truk Bantuan yang Memasuki Wilayah Selatan Dilaporkan Tidak Memiliki Akses ke Jalur Gaza Bagian Utara Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Sekitar 322 truk bantuan kemanusiaan diketahui telah diizinkan untuk masuk Jalur Gaza, baik dari penyeberangan Karem Abu Salem, yang dikenal dengan Kerem Shalom untuk orang penjajah Israel, serta penyeberangan Rafah yang berada di Jalur Gaza selatan.

Namun, meskipun truk-truk bantuan tersebut telah diizinkan untuk memasuki Jalur Gaza selatan, tidak satu pun dari 322 truk bantuan kemanusiaan tersebut yang memiliki akses untuk mencapai Jalur Gaza bagian utara.

Disebutkan jika wilayah Jalur Gaza utara tetap tidak terjangkau oleh truk-truk bantuan kemanusiaan meskipun militer penjajah Israel memutuskan untuk membuka kembali penyeberangan Erez atau Beit Hanoon.

Baca Juga:
Nyatakan Keprihatinan Serius, Partai Buruh Inggris Sebut Terlalu Banyak Orang yang Meninggal di Jalur Gaza

Militer penjajah Israel juga dilaporkan menjamin aliran pasokan kemanusiaan lebih lanjut untuk warga Palestina yang berada di Jalur Gaza utara.

Menurut laporan hari ini, 8 April 2024, diketahui jika truk-truk bantuan kemanusiaan tersebut membawa air, gula, tepung dan juga segala macam kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh warga Palestina yang terdampak perang.

Umumnya, sebelum perang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023, sekitar 400-500 truk bantuan kemanusiaan mencapai Jalur Gaza setiap harinya.

Baca Juga:
Militer Penjajah Israel Umumkan 4 Tentara Tewas, 3 Helikopter Dilaporkan Mendarat di Bagian Timur Khan Younis untuk Mengevakuasi Korban

Ini mengartikan jika pengiriman bantuan yang baru tersebut masih belum sebanding dengan besarnya kebutuhan warga Palestina, khususnya mereka yang terjebak di Jalur Gaza bagian utara dan menghadapi tingginya angka kekurangan gizi.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina telah mengeluarkan kecaman terhadap pemerintah penjajah Israel atas kematian novelis dan aktivis Palestina, Walid Daqqa, di penjara penjajah Israel.

“Pengabaian medis yang disengaja oleh otoritas penjajah Israel terhadap tahanan Palestina merupakan bagian dari kebijakan penindasan dan pelecehan yang lebih luas, serta undang-undang yang rasis,” ujar mereka.

Baca Juga:
Tanggapan atas Undangan Mesir, Delegasi Hamas Berangkat ke Kairo pada Hari Minggu untuk Membahas Perkembangan Gencatan Senjata

Sebelumnya, diketahui jika kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para pendukungnya telah menyerukan agar Daqqa yang akan dibebaskan tahun depan, diizinkan kembali ke rumah dengan alasan medis.

Dikabarkan jika Daqqa menderita myelofibrosis, yang merupakan suatu bentuk kanker sumsum tulang yang langka.

Walid Daqqa menulis beberapa buku, termasuk dengan buku anak-anak, saat dipenjara.

Baca Juga:
Demonstrasi Terjadi di 50 Lokasi Seluruh Negeri, Ribuan Warga Penjajah Israel Memprotes Pemerintah dan Mendesak Kesepakatan

Dia dipenjara sejak tahun 1986 karena membunuh seorang tentara penjajah Israel. (*/Mey)

Bagikan: