Internasional, gemasulawesi – Israel hingga kini masih terus mengintesifkan serangannya ke wilayah Palestina terutama Jalur Gaza.
Dengan bom-bom yang tidak pernah berhenti setiap harinya, warga Jalur Gaza yang terdesak di perbatasan dengan Semenanjung Sinai di Mesir di Kota Rafah mengatakan jika mereka kini tidak lagi memiliki tempat untuk melarikan diri karena tidak ada yang aman.
Ketika pemboman semakin mendekat, banyak warga Palestina yang disebutkan khawatir jika satu-satunya pilihan untuk mereka dapat terus hidup adalah pengasingan ke Sinai.
Baca Juga: Sisakan Banyak Kisah Pilu, Pakar Sebut Israel sedang Lakukan Solusi Akhir Mereka Sendiri di Gaza
Namun, seperti yang diketahui banyak orang jika mereka tidak menginginkan hal itu.
Salah satu warga Gaza, Umm Osama, menyebutkan jika hal itu terjadi, mereka mungkin tidak akan pernah dapat kembali lagi.
Dia menambahkan jika sekarang serangan darat juga mungkin akan lebih parah di Rafah.
“Kemana kami harus pergi setelah Rafah?” tanyanya.
Umm Osama menegaskan bahwa dia dan banyak warga Gaza lainnya yang mengungsi yang menolak gagasan untuk melarikan diri untuk melintasi perbatasan jika hal itu memungkinkan.
“Kami menolak untuk mengungsi ke Sinai dan kami ingin kembali ke rumah kami, meskipun rumah kami telah hancur kini,” ujarnya.
Umm Osama mengakui bahwa dia dan warga Jalur Gaza lainnya dihantui oleh pengasingan traumatis nenek moyang mereka dahulu dimana saat itu banyak penduduk Gaza yang merupakan keturunan warga Palestina yang terpaksa untuk meninggalkan rumah mereka setelah Israel berdiri di tahun 1948.
Umm Imad, salah satu warga Gaza lain yang juga mengungsi di Rafah menekankan jika Israel membuatnya memilih antara hidup di bawah bombardir ataupun pergi, dia akan tetap disini.
“Saya akan kembali meskipun ada tank disana dan saya akan kembali ke Gaza dan akan menanggung apapun,” tandasnya.
Baca Juga: Agresi Belum Selesai, Pakar Sebut PBB Dapatkan Kuntungan dari Genosida Penjajah Israel
Menghadapi serangan Israel yang telah berlangsung selama berminggu-minggu, sekitar 85% dari dari 2,3 juta rakyat Palestina yang tinggal di Jalur Gaza terpaksa menuju ke selatan Gaza. (*/Mey)