Internasional, gemasulawesi – Menurut sumber-sumber setempat, seorang warga Palestina menderita luka-luka dalam serangan penjajah Israel di Aqraba yang terletak di sebelah selatan Kota Nablus di wilayah Tepi Barat.
Sumber-sumber tersebut menyampaikan dalam serangan yang terjadi pada hari Rabu malam, tanggal 9 Juli 2025 waktu setempat, penjajah Israel melepaskan tembakan langsung ke seorang warga Palestina di kota tersebut.
“Tembakan itu melukai kakinya,” kata mereka.
Di sisi lain, pada waktu yang sama, polisi penjajah Israel menahan beberapa aktivis internasional di Desa al-Auja Spring yang terletak di utara Kota Yerikho di Tepi Barat.
Menurut Organisasi al-Baidar dalam Pembelaan Hak-Hak Badui, penjajah Israel yang dilindungi polisi bersenjata menerobos masuk ke komunitas itu.
Organisasi tersebut menyatakan mereka kemudian melepaskan ternak mereka di antara tempat tinggal dan lahan pertanian sehingga menyabotase sumber penghidupan komunitas itu.
Disebutkan warga Palestina setempat dan aktivis solidaritas internasional berusaha mengusir domba-domba tersebut dan menangkis serangan.
Polisi penjajah Israe lantas tiba di tempat kejadian dan kemudian menahan beberapa aktivis.
Para pemukim penjajah Israel telah melepaskan ternak mereka di komunitas itu sebagai bagian dari apa yang kelompok itu gambarkan sebagai kebijakan sistematis untuk melumpuhkan komunitas dan memaksa penduduk, yakni anggota klan Arab al-Mlaihat, untuk pergi.
Menurut Institut Penelitian Terapan Yerusalem atau ARIJ, orang Arab al-Mlaihat berasal dari Naqab.
Penduduk daerah ini diusir paksa untuk tinggal di berbagai tempat di Tepi Barat karena sifat nomaden mereka.
Pada pertengahan tahun 1980-an, penduduk al—Mlaihat diusir dari daerah al-Irqa ke Maghair al-Dair yang hanya berjarak 7 kilometer dari sana dengan alasan daerah itu adalah zona militer tertutup penjajah Israel.
Baca Juga:
UNRWA Sebut Kehidupan Anak-Anak Gaza Diwarnai Perang dan Kehancuran
Kekerasan yang dilakukan oleh penjajah Israel terhadap warga Palestina dan harta benda mereka adalah hal yang rutin di Tepi Barat.
Kekerasan tersebut juga jarang dituntut oleh penguasa penjajah Israel. (*/Mey)