Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, militer penjajah Israel telah melakukan serangan udara terhadap sebuah rumah yang berada di Deir el-Balah yang berada di Jalur Gaza bagian tengah.
Laporan yang sama menyampaikan dokter Palestina yang meninggal tersebut adalah Hassan Hamdan dan merupakan Kepala Departemen Luka Bakar dan Bedah Plastik di RS Nasser.
Hassan Hamdan juga dinyatakan tewas bersama dengan keluarganya.
Hingga kini, jumlah korban tewas terakhir belum dikonfirmasi.
Di sisi lain, penyambungan kembali fasilitas air Jalur Gaza ke jaringan listriknya oleh penjajah Israel dikecam oleh anggota sayap kanan parlemen penjajah Israel.
Langkah tersebut diketahui dimaksudkan untuk memasok hingga 20 ribu liter air per hari untuk warga Palestina.
Sejumlah tokoh oposisi dan juga pemerintah nasionalis mengkritik atas kebijakan itu, yang termasuk diantaranya adalah menteri sayap kanan, Bezalel Smotrich.
Dia mendesak Benjamin Netanyahu untuk menghentikan apa yang disebutnya dengan kebodohan.
Dalam rekaman yang diunggah di media sosial di hari Selasa, tanggal 2 Juli 2024, menunjukkan jika perusahaan listrik di Jalur Gaza sedang memperbaiki tiang listrik di Deir el-Balah, yang telah terputus selama hampir 9 bulan.
Dikabarkan jika keputusan itu diambil setelah seorang pejabat keamanan penjajah Israel dan juga seorang pejabat Barat mengatakan kepada media pada pekan lalu jika penjajah Israel berencana untuk memasok listrik langsung ke fasilitas desalinasi air besar di Khan Younis.
Diketahui jika fasilitas itu didirikan dengan dana PBB di tahun 2017 dengan tujuan untuk menyediakan air minum ke daerah-daerah di Khan Younis, Al-Mawasi dan juga Deir el-Balah, yang merupakan tempat banyak warga Palestina yang mengungsi.
“Memasok listrik ke Jalur Gaza dapat membantu membangun kembali rumah sakit,” kata Smotrich.
Dia juga menggambarkan rumah sakit sebagai pusat teroris.
Avigdor Lieberman, yang merupakan pemimpin sayap kanan partai oposis Yisrael Beiteinu, juga mengkritik langkah itu.
Dia menyerukan pemutusan hubungan yang berkelanjutan dari Jalur Gaza.
“Tidak ada lisrik, tidak ada air, tidak ada bahan bakar dan juga tidak ada barang,” pungkasnya. (*/Mey)
 
             
                                     
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                     
                     
                     
                                         
                                