Internasional, gemasulawesi – Setidaknya 8 warga Palestina tewas akibat tembakan yang dilepaskan oleh pasukan penjajah Israel ketika para pedagang dan penjaga sipil menunggu truk komersial di sepanjang jalan utama timur Jalur Gaza di Rafah.
Sejumlah orang juga dilaporkan terluka dan tidak diketahui jumlahnya, serta telah dibawa ke RS Eropa di Jalur Gaza.
Serangan tersebut terjadi kemarin, 17 Juni 2024, waktu setempat, hanya sehari setelah militer penjajah Israel mengatakan akan menghentikan sementara operasi di jalur bantuan utama di Jalur Gaza bagian selatan selama 11 jam setiap hari untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan di Gaza.
Di sisi lain, persetujuan Inggris terhadap izin ekspor senjata ke penjajah Israel menurun tajam setelah dimulainya perang di Jalur Gaza, dengan nilai yang diberikan untuk penjualan peralatan militer kepada sekutunya turun lebih dari 95 persen.
Disebutkan jika angka-angka itu, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, didasarkan pada informasi yang diberikan oleh pejabat pemerintah dan juga data yang berasal dari Unit Gabungan Pengendalian Ekspor Departemen Bisnis dan Perdagangan.
Berbeda dengan AS, pemerintah Inggris tidak memberikan senjata secara langsung kepada penjajah Israel melainkan mengeluarkan izin untuk perusahaan untuk menjual senjata, dengan masukan dari pengacaran tentang apakah mereka mematuhi hukum internasional.
Sementara itu, juru bicara COGAT (Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah), yang merupakan badan militer penjajah Israel yang bertugas memfasilitasi bantuan ke wilayah Jalur Gaza, Shimon Freedman, mengatakan organisasi kemanusiaan tidak perlu lagi berkoordinasi dengan pasukan penjajah Israel.
Dia menambahkan koordinasi yang dimaksudkan olehnya adalah untuk terkait dengan memindahkan truk mereka di sepanjang rute utama Jalur Gaza bagian selatan.
“Militer akan melindungi rute tersebut sehingga konvoi bantuan kemanusiaan dapat melakukan perjalanan dengan aman ke Jalur Gaza,” katanya.
Diketahui jika pernyataan tersebut muncul ketika terhadap fasilitator bantuan di Jalur Gaza.
Penjajah Israel dan kelompok-kelompok kemanusiaan saling menyalahkan siapa saja yang bertanggung jawab atas kurangnya bantuan yang sampai ke warga Palestina yang putus asa. (*/Mey)