Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, saat berpidato di depan Dewan Keamanan PBB, Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan jika dia mengutuk mereka yang menyerukan penutupan UNRWA.
Diketahui jika UNRWA telah diluncurkan setelah tahun 1948 sebagai tindakan sementara untuk membantu pengungsi Palestina setelah peristiwa Nakba yang terjadi pada periode tersebut.
Philippe Lazzarini menegaskan jika UNRWA harus tetap berada pada kondisinya sekarang dan juga terus memberikan layanan sosial kepada warga Palestina, tanpa adanya solusi politik.
Menurutnya, seruan penutupan UNRWA bukan mengenai kepatuhan terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan, melainkan seruan untuk mengakhiri status pengungsi jutaan warga Palestina yang sangat membutuhkan bantuan, terutama di masa perang seperti sekarang.
Diketahui jika Philippe Lazzarini berbicara tidak lama setelah UNRWA merilis laporan yang merinci pelanggaran terhadap warga Palestina yang ditahan oleh pasukan penjajah Israel, termasuk staf UNRWA.
Dalam laporan tersebut, terdapat rincian kesaksian lebih dari 100 warga Palestina yang telah dibebaskan dari tahanan penjajah Israel.
“Pelecehan yang terjadi, termasuk dengan tidak diberikan akses terhadap makanan, air dan toilet selama berjam-jam lamanya, sementara kaki dan tangan para tahanan diikat,” bunyi laporan tersebut.
Dilaporkan juga jika warga Palestina yang lain juga menyampaikan jiak mereka digeledah, dipukuli dan diraba-raba secara tidak pantas.
Lazzarini menekankan jika UNRWA menuntut penyelidikan independen dan juga menuntut pertanggungjawaban atas pengabaian yang dilakukan terang-terangan terhadap status perlindungan pekerja, operasi dan fasilitas kemanusiaan.
Dilaporkan jika pengarahan Dewan Keamanan PBB yang dilakukan oleh Philippe Lazzarini dilakukan atas permintaan Yordania, dimana pengarahan tersebut diadakan ketika UNRWA menghadapi tekanan atas tuduhan penjajah Israel jika staf mereka ikut serta dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.
“Meski banyak negara yang telah melanjutkan pendanaan mereka setelah UNRWA dengan cepat menanggapi klaim penjajah Israel, banyak penyandang dana yang belum kembali,” paparnya.
Lebih lanjut, Philippe Lazzarini menerangkan jika hal tersebut menyebabkan masalah operasional yang serius dan juga melemahkan keberlanjutan dari UNRWA.
“Ini akan memberikan dampak yang besar pada masa perubahan seismik di Timur Tengah,” terangnya. (*/Mey)