Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, militer penjajah Israel telah mengeluarkan pernyataan permintaan maaf mereka atas latihan militer yang menunjukkan simulasi seorang pemukim penjajah Israel menculik seorang warga Palestina di Tepi Barat.
Mengingat saat ini terjadi peningkatan serangan pemukim penjajah Israel terhadap warga Palestina, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan kecamannya untuk latihan tersebut.
Juru bicara militer penjajah Israel, Daniel Hagari, menyebutkan jika skenario tersebut seharusnya tidak dilakukan oleh militer penjajah Israel.
“Itu juga merupakan sebuah kesalahan,” katanya.
Dia menegaskan jika pihak militer penjajah Israel akan melakukan penyelidikan terhadap kejadian tersebut dan juga mempelajarinya.
“Kami meminta maaf untuk siapa pun yang terluka dikarenakan hal ini,” ujarnya.
Di sisi lain, Mahjoob Zweiri, yang merupakan seorang analis Timur Tengah di Universitas Qatar, menuturkan jika menurutnya ada sedikit harapan dari tanggapan positif yang diberikan Hamas terhadap potensi gencatan senjata.
“Pembicaraan tentang normalisasi lebih lanjut dengan penjajah Israel akan tetap tidak populer selama perang Palestina masih berlanjut,” jelasnya,
Dia melanjutkan jika tidak ada seorang pun yang akan siap untuk mendengarkan hal tersebut saat ini tanpa sebelumnya membuat perang di Palestina berhenti.
“Sedangkan normalisasi hubungan antara penjajah Israel dengan Arab Saudi akan menjadi sebuah kemenangan untuk Netanyahu dan juga pemerintahan Joe Biden,” terangnya.
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan banyak kritikan keras yang ditujukan kepada mereka karena pendekatan yang dilakukan terhadap wilayah tersebut.
Laporan lainnya menyatakan jika pihak militer penjajah Israel mengumumkan jika jumlah korban tewas dari pihak penjajah Israel di wilayah Jalur Gaza sebelah utara meningkat menjadi 563 orang.
Baca Juga:
Dampak Perang, UNRWA Sebut Sekitar 100 Ribu Orang Tewas, Terluka atau Hilang di Jalur Gaza
Mengenai kesepakatan gencatan senjata yang termasuk di dalamnya pertukaran tawanan, Hamas menyampaikan jika mereka menangani usulan tersebut dengan semangat positif.
Laporan terbaru menyebutkan jika sekitar 27.000 orang telah tewas akibat perang dan menyebabkan sekitar 86% penduduk Palestina menjadi pengungsi dengan berbagai keterbatasan yang ada, seperti makanan dan juga air. (*/Mey)