Internasional, gemasulawesi – Laporan baru-baru ini menyebutkan jika unit penerbangan 8001.T milik Itochu Corp akan mengakhiri dan juga memutuskan hubungan kerja sama strategisnya dengan produsen senjata penjajah Israel, Elbit Systems.
Dikabarkan jika pemutusan hubungan tersebut akan dilakukan pada akhir Februari dan dilaporkan terkait perang yang hingga kini masih terjadi di Palestina.
Diketahui jika Itochu Aviation, produsen senjata penjajah Israel Elbit Systems dan NAS (Nippon Aircraft Supply) menandatangani MoU di akhir bulan Maret 2023 lalu.
Laporan yang sama menyampaikan jika Itochu berencana mengakhiri kerja sama mereka setelah ICJ (Mahkamah Internasional) memberi perintah penjajah Israel untuk mencegah tindakan genosida terhadap rakyat Palestina.
Kepala Keuangan Itochu, Tsuyoshi Hachimura, menuturkan saat konferensi pers jika kemitraan yang dilakukan sebelumnya atas dasar permintaan Kementerian Pertahanan Jepang.
“Itu dilakukan dengan tujuan melakukan impor peralatan pertahanan untuk pasukan bela diri Jepang yang diperlukan untuk menjaga keamanan Jepang,” katanya.
Baca Juga:
Dampak Perang, UNRWA Sebut Sekitar 100 Ribu Orang Tewas, Terluka atau Hilang di Jalur Gaza
Hachimura menambahkan jika dengan mempertimbangkan perintah ICJ dan bahwa pemerintah Jepang mendukung peran ICJ, Itochu memutuskan untuk mengakhiri MoU tersebut.
Di sisi lain, sumber senior keamanan Mesir yang tidak disebutkan namanya membantah kabar tentang rencana yang sedang dipertimbangkan oleh penjajah Israel.
Diketahui jika rencana yang dimaksud adalah tentang pemindahan penyeberangan perbatasan Rafah ke segitiga perbatasan di daerah Karam Abu Salem yang berad di perbatasan antara Mesir dan juga Israel.
Baca Juga:
Banyak yang Menderita, Penjajah Israel Dilaporkan Luncurkan Operasi Pembersihan Baru di Kota Gaza
Pejabat Mesir tersebut juga membantah kabar yang menyebutkan jika penjajah Israel menargetkan truk bantuan Mesir milik UNRWA di wilayah Jalur Gaza utara.
Sementara itu, laporan yang lain menyampaikan jika para pejabat Mesir rupanya menyatakan keprihatinan mereka kepada penjajah Israel terkait operasi infiltrasi yang meluas ke Mesir jika operasi yang seperti itu benar-benar terjadi di kemudian hari.
Hal ini dikarenakan terdapat sekitar 1,2 juta warga Palestina yang memilih untuk mengungsi di wilayah perbatasan antara Mesir dengan Jalur Gaza. (*/Mey)