Internasional, gemasulawesi – Dalam pernyataannya baru-baru ini, Kementerian Pembangunan Sosial di Otoritas Palestina menyebutkan jika persentase bantuan yang masuk ke Jalur Gaza untuk rakyat Palestina tidak lebih dari 20% kebutuhan penduduk.
Kementerian Pembangunan Sosial menambahkan jika apa yang tersedia untuk didistribusikan dari total bantuan juga dilaporkan tidak lebih dari 8% dari apa yang masuk ke Jalur Gaza.
Dalam pernyataan tersebut, Kementerian Pembangunan Sosial menegaskan jika saat ini masyarakat Palestina sedang berada di tahap krisis.
“Mereka juga berada dalam perjuangan untuk tetap tinggal di tanah mereka juga perjuangan untuk menentukan nasib sendiri,” terang mereka.
Diketahui jika penjajah Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza sejak tanggal 9 Oktober.
Penjajah Israel dilaporkan melarang masuknya semua bahan bakar dan juga bantuan untuk warga Palestina yang berada di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Didirikan oleh Nelson Mandela, The Elders Desak Pendonor Segera Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA
Ini menyebabkan bantuan kemanusiaan menjadi terbatas untuk masuk.
Dari tanggal 7 Oktober 2023 hingga tanggal 2 Februari 2024, dilaporkan hanya 9.893 truk bantuan kemanusiaan yang dapat masuk ke Jalur Gaza.
Sementara itu, sebelum perang dimulai, sekitar 500 truk masuk ke Jalur Gaza setiap harinya yang berarti seharusnya sekitar 60.000 truk masuk ke Jalur Gaza selama waktu 120 hari perang.
Baca Juga:
Semakin Banyak yang Tewas, Presiden Palestina Minta PBB Gandakan Upaya untuk Menghentikan Perang
Dikatakan meskipun jumlah ini masih berada di bawah kebutuhan penduduk Jalur Gaza, namun, salah satu hal yang mempengaruhinya adalah pengepungan yang dilakukan penjajah Israel terhadap Jalur Gaza sejak tahun 2007 lalu.
Dikabarkan jika mayoritas bantuan yang masuk ke Jalur Gaza belum diizinkan untuk masuk ke wilayah utara Jalur Gaza yang menjadi sasaran utama saat perang dimulai.
Karena perang ini, warga Palestina harus berhadapan dengan kelaparan karena terbatasnya makanan yang dapat mereka konsumsi.
Para ahli berpendapat jika ini dilakukan sebagai rencana penjajah Israel untuk memaksa rakyat Palestina keluar dari Jalur Gaza dan masuk ke Sinai di Mesir. (*/Mey)