Internasional, gemasulawesi – Mengingat saat ini agresi yang dilakukan penjajah Israel belum juga berhenti, terdapat laporan yang menyebutkan jika kini warga Palestina di Jalur Gaza terpaksa meminum air kotor karena terbatasnya persediaan air untuk mereka.
Di sebuah kamp pengungsian, warga Palestina terlihat membentuk kerumuman di sekitar salah satu saluran air yang sebelumnya dihancurkan oleh penjajah Israel.
Beberapa orang warga Palestina tersebut dilaporkan mencoba untuk mengisi saluran air langsung dari sana.
Baca Juga:
Hentikan Pendanaan, AS Sebut Sangat Mendukung Upaya yang Dilakukan UNRWA
Salah satu diantara mereka, Karam Abu Nada, mengungkapkan jika dirinya sedang menunggu giliran untuk mengisi air dari pipa yang rusak tersebut.
“Para penghuni kamp pengungsian bersama-sama untuk berkumpuk mengambil air yang kami perlukan meskipun mengetahui jika air tersebut terkontaminasi,” katanya.
Karam Abu Nada menambahkan bahwa rakyat Palestina biasanya menggunakan air yang tercemar untuk beberapa keperluan, seperti mencuci, memasak dan juga membersihkan.
“Kami terkadang harus menunggu hingga 10 hari lamanya untuk mendapatkan air yang kami butuhkan,” terangnya.
Diketahui jika akibat perang ini, warga di Jalur Gaza terpaksa untuk menjatah konsumsi air mereka.
Hal ini dikarenakan air hanya akan tersedia selama beberapa hari sekali.
“Kami akan meminimalisir jumlah air yang kami gunakan untuk mandi, mencuci piring dan juga memasak,” akunya.
Lebih lanjut, Abu Nada memaparkan jika air yang tercemar juga memberikan dampak untuk rakyat Palestina.
“Hal ini terutama pada kaum anak-anak, seperti penyakit kulit dan juga usus, serta ini terjadi di tengah kekurangan obat-obatan yang kami alami sekarang,” tuturnya.
Di sisi lain, warga Gaza lainnya, Raed Radwan, mengungkapkan jika keluarganya, seperti halnya keluarga-keluarga lainnya, harus terus-menerus menghadapi krisis air yang memprihatinkan.
“Kami mendapatkan air dengan mengisi beberapa galon plastik yang kami miliki,” imbuhnya.
Dia juga mengeluarkan kecamannya untuk dunia yang memilih diam untuk yang dihadapi Palestina sekarang.
Sementara itu, beberapa lembaga kesehatan lokal dan internasional juga telah berulang kali memberikan peringatannya untuk kemungkinan penyebaran penyakit di kalangan pengungsi akibat kekurangan air. (*/Mey)