Internasional, gemasulawesi – Di akhir pekan lalu, kabar penangguhan pendanaan yang dilakukan oleh sejumlah negara di dunia untuk UNRWA diketahui membuat beberapa pihak mengeluarkan kecamannya.
Salah satu warga Palestina yang juga seorang ibu, Mazouza Hasan, menyatakan jika dia terkejut saat mendengar kabar tentang UNRWA tersebut.
Diketahui jika negara-negara tersebut melakukan penangguhan pendanaan dikarenakan tuduhan yang dilontarkan penjajah Israel jika beberapa orang staf UNRWA ikut terlibat dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.
Baca Juga:
Gerebek Kamp Pengungsi, Pasukan Penjajah Israel Hancurkan Saluran Listrik dan Air
Warga Palestina yang lain, Hassan, yang menjadi salah satu dari sekian banyak warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal, mempertanyakan kemana mereka harus ‘pergi’ selanjutnya karena itu.
“Kami dan anak-anak kami dilempar ke dalam tenda pengungsi ini dan anak-anak kami juga memerlukan vaksinasi, dengan beberapa wanita hamil yang harus melahirkan,” ujarnya.
Perang Palestina yang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023 lalu diketahui telah membuat banyak penduduk Gaza yang jumlahnya mencapai jutaan orang jatuh ke dalam bencana kemanusiaan.
Baca Juga:
Desak Tindakan Internasional, Menlu Turkiye Peringatkan Akan Ada Bencana Besar di Gaza
Ancaman kelaparan dan juga penyakit membayangi, dengan sistem kesehatan yang juga runtuh.
Sementara itu, sekolah-sekolah yang masih berdiri dijadikan tempat penampungan dengan sebagian besar penduduk Palestina tinggal di tenda-tenda pengungsi.
UNRWA atau Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina disebutkan sangat penting untuk 2 juta lebih warga Gaza.
Baca Juga:
Bertambah, Austria dan Jepang Kini Ikut Tangguhkan Pendanaan untuk UNRWA
Ini bahkan terjadi sebelum perang terbaru yang dimulai di awal Oktober.
Menanggapi penangguhan pendanaan tersebut, seorang juru bicara UNRWA menerangkan jika UNRWA mungkin tidak akan dapat melanjutkan operasinya setelah bulan Februari jika pendanaan tetap ditangguhkan.
Hassan mengatakan jika dari awal hingga sekarang UNRWA merupakan masa depan dan juga kehidupan untuk rakyat Palestina.
“Siapa nantinya yang akan mendukung kami?” tanyanya.
Mantan juru bicara UNRWA, Chris Gunnes, menuturkan jika UNRWA telah lama menghadapi masalah pendanaan saat berusaha untuk menyediakan layanan untuk rakyat Palestina seperti pendidikan.
“Namun, untuk saat ini, yang paling ditakuti adalah pekerjaan kemanusiaan darurat UNRWA yang dilakukan saat perang seperti sekarang,” jelasnya. (*/Mey)