Internasional, gemasulawesi – Meskipun penjajah Israel diketahui menyerang Palestina dengan dalih ingin menghancurkan Hamas di Jalur Gaza yang menjadi wilayah kekuasaannya sejak dahulu, namun, dunia juga mengetahui jika Tepi Barat juga diserang.
Ratusan warga Palestina dilaporkan terbunuh dalam serangan yang dilakukan militer penjajah Israel di Tepi Barat dan penangkapan terus menerus berlangsung, dengan ribuan lainnya yang terluka.
Angka-angka tersebut dilaporkan melebihi jumlah total warga Palestina yang terbunuh di tahun 2022 yang sebelumnya ditetapkan oleh PBB sebagai tahun paling penuh kekerasan di wilayah pendudukan penjajah Israel sejak tahun 2005.
Banyak yang juga bertanya-tanya mengapa penjajah Israel melakukan kekerasan di Tepi Barat mengingat Tepi Barat berada di bawah kendali keamanan bersama antara pasukan pertahanan penjajah Israel dan juga Otoritas Palestina.
Dikatakan jika jawabannya ada pada meningkatnya kekuatan politik para pemukim Yahudi.
Jika menilik pada historis yang dimiliki Palestina, maka kekerasan yang dilakukan penjajah Israel secara rutin terhadap rakyat Palestina ada 2.
Yang pertama adalah kekerasan yang dilakukan tentara penjajah Israel dan yang dilakukan para pemukim Yahudi yang menjadikan Tepi Barat sebagai sasaran utama mereka.
Seorang pakar, Dr Ramzy Baroud, menyatakan jika masyarakat Palestina sepenuhnya paham jika mereka pada hakikatnya saling terkait.
“Para pemukim sering melakukan kekerasan terhadap rakyat Palestina di bawah perlindungan militer penjajah Israel, dan tentara sering melancarkan kekerasan terhadap warga Palestina untuk kepentingan para pemukim penjajah Israel,” katanya.
Baca Juga:
Pendanaan UNRWA oleh Sejumlah Negara Ditangguhkan, Warga Palestina Akui Terkejut
Menurut Dr Ramzy, meskipun para pejabat keamanan dan intelijen di penjajah Israel telah memberikan peringatan kepada Benjamin Netanyahu untuk tidak melancarkan perang di front lain di Tepi Barat, hingga kini, tentara penjajah Israel tidak memiliki pilihan lain selain tetap melakukannya.
“Untuk menebus kehormatan mereka yang ternoda, para perwira senior dengan senang hati melakukan perang yang sejujurnya tidak terlalu menantang di Tepi Barat yang menjadi sasaran mereka yang lain,” jelasnya. (*/Mey)