Internasional, gemasulawesi – Di tanggal 9 November 2023 yang lalu, salah satu penyair Palestina, Mosab Abu Toha, diketahui diculik oleh tentara penjajah Israel saat dia mencoba melintasi perbatasan Rafah bersama dengan anak dan istrinya.
Mosab Abu Toha kemudian mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya kepada awak media yang mewawancarainya baru-baru ini dan mengakui jika dia harus berbaris bersama dengan orang muda dan tua.
Mosab Abu Toha menyatakan dia juga harus berlutut saat dipaksa melakukan itu sebelum tentara penjajah Israel memanggilnya.
“Saya dipaksa membuka pakaian sebelum mata saya ditutup dan mereka juga memborgol saya,” katanya.
Mosab Abu Toha juga mengakui jika para tentara penjajah Israel menginterogasinya, memukulinya dan mempermalukannya.
Di saat Abu Toha melakukan perjalanan tersebut, Khan Younis dan Rafah ditetapkan sebagai zona aman oleh penjajah Israel.
Ini disebutkan dilakukan mereka untuk memaksa warga Jalur Gaza mengungsi dari utara ke daerah selatan.
Namun, jalur utara dan juga selatan Jalur Gaza kemudian menjadi sasaran serangan udara penjajah Israel dan juga menjadi tempat mereka melakukan penculikan untuk warga Palestina.
Itu juga menjadikan penyair Palestina menjadi salah satu sasaran para tentara penjajah Israel.
Mosab Abu Toha merupakan lulusan Universitas Harvard yang juga penulis buku puisi.
Dia juga menerima penghargaan American Book Award 2023.
“Saat itu terjadi, saya bersama istri dan 3 anak saya, serta saudara laki-laki saya sedang menyusuri Jalan Salah El-Din yang merupakan jalan raya utama di Jalur Gaza,” ujarnya.
Dia menambahkan mereka kemudian mendekati pos pemeriksaan militer dan juag melihat warga Gaza yang lain berjalan dalam 1 barisan.
“Saat kami berjalan semakin dekat, sebuah tank dan tentara penjajah Israel kemudian mengawasi kami dimana mereka mengizinkan beberapa orang untuk lewat dan beberapa yang lainnya diseret keluar dari barisan serta dipaksa untuk berlutut,” jelasnya.
Mosab kemudian dipindahkan ke kamp penahanan Be’er Sheva di Negev di tanggal 20 November 2023 yang menjadi tempat dia dipukuli dan juga diinterogasi oleh personel keamanan dari penjajah Israel.
Di tanggal 21 November 2023, dia kemudian dibuang kembali ke Jalan Saleh El-Din.
Mosab mengakui dia lantas mengetahui jika istrinya telah mengajukan petisi kepada komunitas internasional agar dia dibebaskan.
Sekarang, Mosab Abu Toha dan keluarganya berada di Kairo dan menyampaikan jika impiannya adalah kembali ke Jalur Gaza dan melanjutkan impiannya. (*/Mey)