Internasional, gemasulawesi – Sejak tanggal 7 Oktober 2023, Israel telah menyerang Palestina yang menghasilkan belasan ribu rakyat Palestina tewas.
Setelah dievakuasi dari rumah masing-masing yang letaknya di dekat perbatasan Jalur Gaza, sekitar puluhan ribu warga Israel kini bermukim di wilayah lain.
Hal yang berlaku dengan warga Israel yang selama ini tinggal di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.
Baca: Tampakkan Raut Muka Sedih Saat Berpisah, Sandera Hamas Disebut Alami Stockholm Syndrome
Menurut laporan, jumlah warga Israel yang dievakuasi sekitar 200.000 hingga 250.000 orang akibat perang yang terjadi antara Israel dengan Hamas.
Selain itu, anak muda yang dipanggil oleh pemerintah Israel untuk menjalani wajib militer mencapai jumlah total 360.000 orang warga Israel sejak awal Oktober tanggal 7 lalu.
Perang ini juga menghasilkan dampak lain.
Sebagian besar toko yang berada di zona evakuasi Israel telah ditutup karena kekhawatiran dampak perang.
Dampak lainnya juga sejak konflik di Jalur Gaza, kegiatan pariwisata di Israel ikut berhenti dengan sepinya turis atau hampir tidak ada yang berkunjung.
Hal ini disebut cukup merugikan karena pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar untuk Israel.
Baca: Penjajah Israel Disebut Gunakan AI untuk Targetkan Lokasi, Ini Bahaya Penggunaannya dalam Perang
Selain itu, saat ini hampir tidak ada maskapai dari penerbangan asing yang masih melakukan perjalanan ke Israel sejak perang pecah.
Dan Ben-David yang merupakan lembaga penelitian Shoresh Institution for Socioeconomic Research di Universitas Tel Aviv menyatakan jika sejauh ini dampak perang terhadap perekonomian Israel masih terkendali dan juga dapat dikendalikan.
Namun, dia menegaskan jika efeknya tetap saja bergantung pada berbagai variabel.
Baca: Syahid, Ini Nama Beberapa Komandan Hamas yang Meninggal Akibat Dibunuh oleh Penjajah Israel
“Seperti berapa lama perang akan berlangsung atau apakah jika perang berlanjut, berapa lama kita membutuhkan pasukan cadangan,” katanya.
Jika sekitar 360.000 anak muda Israel menjadi tentara, maka hal itu juga menyebabkan banyak karyawan yang harus berhenti bekerja.
Perang Palestina-Israel sebenarnya menyebabkan tekanan besar untuk industri teknologi di Israel.
Hal ini dikarenakan kelangkaan tenaga kerja yang terjadi.
Perang di Gaza disebutkan menyebabkan biaya yang tersedot dari kas negara adalah sekitar 260 juta USD setiap harinya.
Ben-David membuat kesimpulan jika perang ini segera berakhir dan Hizbullah tidak campur tangan, maka perekonomian Israel akan segera pulih kembali dalam waktu yang relatif cepat. (*/Mey)