Nasional, gemasulawesi - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menyampaikan bahwa keberadaan Bendungan Bagong memberikan kontribusi penting dalam memperkuat ketahanan air di wilayah Trenggalek, Jawa Timur.
Selain itu, bendungan ini juga memainkan peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui pengelolaan sumber daya air yang lebih optimal.
"Kita semua setuju bahwa pembangunan infrastruktur sumber daya air punya peran krusial dalam mendukung swasembada pangan. Contohnya, pembangunan bendungan yang airnya dialirkan lewat sistem irigasi dari primer, sekunder, sampai tersier ke area pertanian," kata Dody.
Ia menuturkan bahwa setelah bendungan selesai dibangun, langkah berikutnya yang harus diprioritaskan adalah mempercepat pembangunan jaringan irigasi teknis.
Baca Juga:
Pemindahan Tahanan Makar Picu Ketegangan di Sorong, Polisi Kerahkan Ratusan Personel
Upaya ini dinilai sangat penting karena akan berdampak langsung pada peningkatan hasil pertanian serta menambah jumlah musim tanam yang bisa dijalani para petani.
Kementerian Pekerjaan Umum terus mendorong pembangunan bendungan di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya memperkuat ketersediaan air dan ketahanan pangan nasional.
Salah satu proyek yang sedang berjalan adalah pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek, Jawa Timur.
Bendungan ini dirancang untuk mengatur debit air dari Sungai Bagong agar bisa dialirkan ke area pertanian di Trenggalek.
Baca Juga:
ESDM Telusuri Penyebab Kelangkaan BBM di SPBU Swasta, Pertamina Diperkuat
Dengan daya tampung mencapai 17,4 juta meter kubik, Bendungan Bagong diproyeksikan menjadi sumber utama air irigasi untuk sekitar 977 hektare lahan, sekaligus berfungsi menyediakan air bersih dan mengendalikan banjir.
Dibangunnya bendungan ini diharapkan mampu menjaga aliran air tetap lancar sepanjang tahun ke jaringan irigasi, sehingga risiko kekeringan dapat ditekan, terutama saat musim kemarau tiba.
Jika bendungan sudah mulai mengaliri sawah-sawah, harapannya sederhana: tanaman padi tetap tumbuh subur meski hujan jarang turun, lumbung petani tetap terisi, dan penghasilan mereka ikut meningkat.
Selain berfungsi untuk irigasi, bendungan ini juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah penting.
Baca Juga:
Warga Pati Desak KPK Tetapkan Bupati Sudewo sebagai Tersangka Kasus Korupsi Proyek Kereta Api
Bendungan tersebut diperkirakan mampu menyediakan pasokan air bersih sebesar 153 liter per detik untuk masyarakat di wilayah Trenggalek, termasuk Kecamatan Pogalan dan Bendungan.
Tak hanya itu, keberadaannya juga membantu meredam potensi banjir dari Sungai Bagong secara signifikan.
Volume air yang bisa dikurangi dari banjir mencapai 78,44 persen, atau setara dengan pengendalian banjir di area seluas kurang lebih 85,6 hektare yang mencakup Kecamatan Pogalan, Gandusari, Bendungan, dan Trenggalek.
Selain fungsi utamanya, bendungan ini juga diproyeksikan membawa nilai tambah sebagai destinasi wisata sekaligus mendukung upaya pelestarian lingkungan di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Bagong.
Baca Juga:
Kapolri Minta Maaf Atas Insiden Ojol Dilindas Kendaraan Brimob di Jakarta Selatan
Air yang dimanfaatkan berasal dari Sungai Bagong, yang memiliki cakupan daerah aliran seluas kurang lebih 39,95 kilometer persegi.
Secara geografis, lokasi Bendungan Bagong berada di wilayah Desa Sengong dan Sumurup, berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kabupaten Trenggalek.
Pembangunannya sendiri dimulai pada Desember 2018 berdasarkan kontrak, dan hingga akhir Agustus 2025, progresnya telah mencapai 77,29 persen. Proyek ini ditargetkan selesai sepenuhnya pada tahun 2028. (*/Zahra)