Daerah, gemasulawesi - Sebanyak 180 anggota kepolisian di Sumatera Selatan mendapatkan pelatihan khusus dari Polda Sumsel sebagai bentuk kesiapan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan.
Pelatihan ini digelar untuk memperkuat kemampuan personel dalam mengatasi karhutla, terutama menjelang datangnya musim kemarau yang rawan kebakaran.
Kepala Biro Operasi Polda Sumatera Selatan, Kombes Pol M. Anis Prasetio Santoso, menyampaikan keterangan di Palembang pada hari Selasa.
Ia menjelaskan bahwa Polda Sumsel tengah mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau tahun 2025 yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan.
Baca Juga:
Pemerintah Siapkan SKB Baru Tetapkan 18 Agustus 2025 sebagai Libur Nasional Tambahan
Sebagai langkah antisipasi, digelar pelatihan khusus bagi personel untuk penanganan karhutla di kawasan Wisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
Kegiatan pelatihan tersebut dijadwalkan berlangsung selama tiga hari penuh, yakni mulai dari tanggal 5 hingga 7 Agustus 2025.
Kegiatan pelatihan penanganan kebakaran hutan dan lahan yang digelar oleh Polda Sumsel bersama jajarannya juga melibatkan unsur Manggala Agni dan BPBD Provinsi Sumatera Selatan.
Latihan ini bukan sekadar peningkatan kemampuan teknis, tetapi juga merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pengurangan risiko kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau.
Baca Juga:
Hanif Faisol Resmikan Waste Crisis Center, Dorong Perbaikan Tata Kelola Sampah Nasional
Selain itu, pelatihan ini juga diarahkan untuk memperkuat penegakan hukum terhadap individu atau pihak yang terbukti melakukan pembakaran lahan secara ilegal.
"Menurutnya, pelatihan penanganan kebakaran hutan dan lahan tahun 2025 yang digelar oleh Polda Sumsel berlangsung selama tiga hari. Kegiatan ini diikuti oleh 180 personel dengan pendampingan delapan instruktur. Para peserta berasal dari berbagai satuan, mulai dari Ditsamapta, Brimob, Ditpolairud, Ditreskrimsus, hingga anggota dari sejumlah polres di lingkungan Polda Sumsel," ucapnya.
Ia menerangkan bahwa materi yang diberikan dalam pelatihan mencakup pelatihan teknis mulai dari penyusunan laporan, langkah-langkah mitigasi kebakaran hutan dan lahan, hingga proses penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran.
Selain itu, peserta pelatihan juga mendapatkan pembekalan dari Manggala Agni dan BPBD terkait teknik-teknik pemadaman saat kebakaran terjadi.
Baca Juga:
KPK Periksa ASN Imigrasi dan Swasta dalam Kasus Dugaan Pemerasan RPTKA di Kemenaker
Kedua instansi itu juga menekankan pentingnya kerja sama antar lembaga dalam proses pemadaman di lapangan.
Dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan, personel Polda Sumsel yang tergabung dalam satuan tugas darat turut bertugas bersama unsur TNI, Manggala Agni, dan BPBD berdasarkan arahan dari gubernur setempat.
Ia menambahkan, situasi kemarau yang masih tergolong basah saat ini membuat pihaknya tetap siaga, namun belum menerjunkan personel ke lokasi.
Apabila nanti terpantau adanya titik api, maka personel yang telah mengikuti pelatihan ini akan langsung diturunkan ke lapangan untuk menangani kondisi tersebut.
Baca Juga:
Kemenhub Dorong Integrasi Transjakarta dengan Pelabuhan Tanjung Priok untuk Kurangi Kemacetan
Tak hanya itu, petugas juga aktif memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar, mengingat risiko yang ditimbulkan sangat besar.
Anis juga mengungkapkan bahwa selama periode Januari hingga Juli 2025, pihaknya mendeteksi sebanyak 232 titik api di wilayah Sumsel.
Namun, semuanya masih berada dalam kendali.
Titik-titik api tersebut mayoritas muncul di luar kawasan perusahaan, karena pihak perusahaan umumnya telah memiliki prosedur tetap dalam menangani kebakaran di area mereka. (*/Zahra)