Daerah, gemasulawesi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan bahwa jumlah rumah yang mengalami kerusakan di Kabupaten Poso terus bertambah.
Penambahan jumlah rumah rusak ini merupakan dampak dari gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah tersebut.
Kepala BPBD Sulawesi Tengah, Akris Fattah Yunus, menyampaikan bahwa kerusakan bangunan akibat gempa di Poso terus bertambah.
“Data sementara jumlah rumah rusak sekitar 106 unit di Kecamatan Pamona Tenggara dan Pamona Selatan,” ujarnya saat ditemui di Palu, Jumat.
Baca Juga:
Gubernur Pramono Dorong Pembangunan Jakarta Lewat Kolaborasi dan Revitalisasi Tanpa Andalkan APBD
Ia menambahkan bahwa pendataan di lokasi masih terus dilakukan bersama BPBD Kabupaten Poso serta pihak kecamatan dan desa.
“Dari total tersebut, 14 rumah mengalami rusak berat dan 92 rusak ringan. Satu gereja dan satu sekolah TK juga terdampak,” jelasnya.
“Awalnya, pada Kamis malam, tercatat tiga rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa. Namun, jumlah itu terus bertambah seiring dengan hasil asesmen di lapangan,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa gempa tersebut berdampak pada empat desa, di antaranya Desa Tokilo, yang mencatat empat rumah mengalami kerusakan parah dan 21 rumah lainnya rusak ringan.
Baca Juga:
Prabowo Targetkan 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Jelang HUT ke-80 RI
Sementara itu, di Desa Tindoli ditemukan 10 rumah rusak berat dan 70 rumah rusak ringan. Sedangkan dampak di Desa Tolambo, Kecamatan Pamona Tenggara, masih dalam proses pendataan lebih lanjut.
“Satu unit rumah di Desa Pendolo, Kecamatan Pamona Selatan, mengalami kerusakan ringan,” katanya.
Sementara itu, menurut data dari Stasiun Geofisika BMKG Palu, tercatat sebanyak 96 gempa susulan terjadi sejak Kamis malam (24/7) hingga Jumat pagi (25/7), dengan magnitudo terbesar mencapai 5,5 dan yang terkecil 1,8.
Ia juga menyampaikan bahwa BPBD Poso telah membangun posko pengungsian sebagai langkah tanggap darurat. Sekitar 609 Kepala Keluarga atau sekitar 2.011 jiwa dilaporkan telah mengungsi.
Baca Juga:
TNI-Polri Perketat Keamanan Intan Jaya Usai Aksi Penembakan di Bandara Sugapa
Akris menyampaikan bahwa berdasarkan data sementara, jumlah pengungsi di Desa Tokilo tercatat sebanyak 184 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 596 orang.
Sementara di Desa Tindoli terdapat 266 KK atau 887 jiwa, dan di Desa Tolambo 159 KK atau 528 jiwa. “Data ini bisa berubah sewaktu-waktu,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pusat gempa berada di daratan wilayah Poso, tepatnya pada koordinat 2,01 derajat Lintang Selatan dan 120,78 derajat Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer.
Akris juga mengingatkan masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik, serta selalu mengikuti arahan dari pemerintah apabila terjadi situasi yang membahayakan keselamatan.
Baca Juga:
Program BIB 2025: Kemenag Sediakan 230 Kuota Beasiswa Dalam Negeri untuk S2 dan S3
“Pastikan setiap informasi yang diterima berasal dari sumber resmi pemerintah atau BMKG sebagai lembaga yang berwenang memantau aktivitas gempa. Jangan langsung mempercayai kabar yang belum jelas kebenarannya,” tegas Akris Fattah Yunus. (*/Zahra)