Parigi Moutong, gemasulawesi – BNPB atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerjunkan tim penanganan darurat ke Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah.
Hal tersebut dilakukan BNPB untuk melakukan pendampingan penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah itu selama sepekan terakhir.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyatakan tim pendampingan darurat telah diberangkatkan ke lokasi yang terdampak bencana, terutama di Kecamatan Bolano Lambunu.
BNPB mengonfirmasi langkah ini diambil menyusul bencana tanah longsor yang terjadi pada hari Sabtu, tanggal 21 Juni 2025 sore, di Desa Tirtanagaya, Kecamatan Bolano Lambunu.
Dia menyatakan sebanyak 7 warga hilang saat berada di sebuah gubuk.
“Mereka diduga menjadi korban tertimbun akibat longsoran,” katanya.
Dikutip dari Antara, pencarian korban yang hilang terus dilakukan dan tim BNPB telah bergerak ke lokasi untuk mendampingi upaya penanganan dan evakuasi.
Sebelumnya, banjir besar melanda wilayah yang sama pada hari Selasa, tanggal 17 Juni 2025 pukul 16.20 WITA akibat hujan deras yang mengakibatkan meluapnya sungai di sekitar pemukiman.
Banjir itu berdampak pada sebanyak 1.713 warga atau 438 KK di Kecamatan Bolano Lambunu.
Banjir yang terus meluas seiring tingginya intensitas hujan di Kabupaten Parigi Moutong hingga merendam 12 desa.
4 desa di antaranya berada di Kecamatan Bolano Lambunu, yaitu Desa Lambunu, Desa Wanamukti Utara, Desa Siendeng, dan Desa Lembah Bomban.
Wilayah yang paling terkena dampaknya adalah Desa Siendeng, dengan 250 KK atau sekitar 1.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Pemerintah daerah bersama dengan TNI, Polri, BPBD, dan relawan setempat telah mendirikan pos pengungsian dan menyalurkan bantuan logistik darurat.
BNPB mengimbau masyarakat di wilayah yang terkena dampak untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan mengingat cuaca yang ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. (Antara)