Nusa Tenggara Timur, gemasulawesi - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengabarkan bahwa gelombang laut dengan kategori tinggi, berkisar antara 2,5 hingga 4 meter, berpotensi terjadi di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari ke depan.
BMKG mengingatkan masyarakat, khususnya nelayan dan operator transportasi laut, agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di laut.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Yandri Anderudson Tungga, menyampaikan bahwa gelombang tinggi tersebut berpeluang terjadi di perairan selatan Sumba dan Selat Sumba bagian barat.
Ia menjelaskan bahwa potensi ini berdasarkan informasi perkiraan tinggi gelombang laut di wilayah NTT yang berlaku mulai Minggu, 16 Maret 2025, hingga Rabu, 19 Maret 2025.
"Gelombang berpeluang terjadi di wilayah perairan selatan Sumba dan Selat Sumba bagian barat," jelas Yandri pada Minggu, 16 Maret 2025.
Fenomena gelombang tinggi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kecepatan angin yang meningkat serta pola tekanan udara yang memengaruhi pergerakan massa air laut.
BMKG pun meminta masyarakat yang tinggal di pesisir maupun mereka yang beraktivitas di laut untuk lebih waspada dan memperhatikan perkembangan cuaca sebelum melakukan perjalanan laut.
Terkait potensi gelombang tinggi ini, pihaknya memberikan sejumlah saran keselamatan kepada pengguna jasa transportasi laut.
Para nelayan yang menggunakan perahu kecil diminta untuk berhati-hati jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter.
Kondisi ini dapat membahayakan kapal kecil yang kurang stabil menghadapi hempasan ombak besar.
Sementara itu, bagi operator kapal tongkang, BMKG menyarankan kewaspadaan lebih tinggi jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang hingga 1,5 meter.
Kondisi ini dapat mengganggu operasional kapal serta meningkatkan risiko kecelakaan di laut.
Untuk pengguna kapal feri, BMKG menegaskan bahwa kecepatan angin yang mencapai 21 knot dengan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter merupakan batas yang harus diperhatikan dengan serius.
Kapal feri yang membawa penumpang dalam jumlah besar bisa mengalami guncangan lebih kuat di tengah laut, sehingga pihak terkait perlu mempertimbangkan faktor keselamatan sebelum memutuskan untuk berlayar.
Dengan kondisi cuaca laut yang kurang bersahabat dalam beberapa hari ke depan, BMKG mengimbau seluruh pihak, termasuk nelayan, operator kapal, serta masyarakat pesisir, agar selalu memantau informasi cuaca terkini. (*/Risco)