Lamongan, gemasulawesi - Seorang guru di SMPN 1 Kembangbahu, Lamongan, berinisial E, viral setelah videonya menampar siswa berinisial SA karena dinilai tidak sopan.
Insiden tersebut terjadi saat pelaksanaan ulangan Bahasa Inggris dan langsung menjadi perhatian publik di media sosial.
Setelah insiden ini, suami guru E menyampaikan permohonan maaf kepada siswa dan orang tuanya dalam sebuah pertemuan yang dimediasi oleh Dinas Pendidikan Lamongan.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan, Munif Syarif, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.
Baca Juga:
Penggerebekan Besar di Bromo! 38 Ribu Batang Ganja Ditemukan di Ladang Tersembunyi
Suami E menekankan penyesalan atas tindakan istrinya dan mengungkapkan harapan agar situasi ini dapat segera diselesaikan dengan baik.
“Sebagai suami, saya meminta maaf atas tindakan yang telah dilakukan istri saya. Kami sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” ungkap suami E dalam pernyataan maafnya pada Kamis, 26 September 2024.
Insiden bermula ketika siswa SA memanggil guru E dengan namanya langsung tanpa menyebut “Bu,” yang membuat E terpancing emosi.
Video yang merekam momen tersebut menunjukkan E beberapa kali menampar siswa sambil mempertanyakan tujuan dan perilakunya.
Dalam rekaman itu, terlihat E bertanya, “Anak’e sopo kon, tujuanmu opo?” (anaknya siapa kamu, tujuannmu apa?), menciptakan suasana tegang di ruang kelas.
Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif, menegaskan bahwa tindakan kekerasan tidak dapat dibenarkan dalam situasi apapun.
“Guru seharusnya menjadi panutan bagi siswanya. Kita harus memastikan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Kami mendukung tindakan yang diambil untuk menangani masalah ini secara tegas,” katanya.
Meskipun masalah dianggap selesai antara guru dan orang tua siswa, guru E tetap akan dikenai sanksi sesuai kebijakan yang berlaku.
Dinas Pendidikan menekankan pentingnya komunikasi yang baik dan profesionalisme dalam interaksi antara guru dan siswa.
E kini ditarik dari tugasnya di sekolah sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut mengenai kejadian tersebut.
Dinas Pendidikan juga berencana melakukan pelatihan ulang bagi para guru mengenai manajemen kelas dan komunikasi efektif untuk menghindari insiden kekerasan di lingkungan sekolah.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara guru dan siswa serta menciptakan suasana belajar yang lebih baik. (*/Shofia)