Pasuruan, gemasulawesi - Pabrik dan gudang pusat oleh-oleh tas rajut Kaboki yang terletak di Desa Lecari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan dilanda kebakaran besar.
Kebakaran ini diduga sengaja dilakukan oleh seorang satpam pabrik tas rajut Kaboki yang sakit hati terkait masalah gaji dan informasi akan di-PHK.
Diketahui satpam pabrik tas rajut Kaboki tersebut adalah Soehartono (50), merupakan warga Desa Glagahsari, Sukorejo, Pasuruan.
Setelah melakukan aksinya membakar pabrik tersebut, Soehartono langsung menyerahkan diri ke Polsek Sukorejo.
Berdasarkan informasi dari Kapolsek Sukorejo, AKP Slamet Wahyudi, Soehartono mengaku melakukan pembakaran karena merasa gaji yang diterimanya tidak sesuai serta ada kabar bahwa dirinya akan di-PHK.
Insiden kebakaran tersebut terjadi pada pukul 06.45 WIB. Api pertama kali terlihat dari gudang benang yang terletak di bagian belakang pabrik.
Kobaran api dengan cepat menyebar ke seluruh bangunan, menghanguskan gudang produksi, gudang benang, gudang kain, dan ruang HRD.
Dua mobil, yaitu Mitsubishi Kuda dan Nissan Serena, yang berada di area pabrik juga ikut terbakar dalam insiden tersebut.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian ditaksir mencapai Rp3 hingga Rp5 miliar.
Satu hari sebelum insiden, pada Jumat, 17 Mei 2024, Soehartono bersama rekannya W dipanggil oleh pihak HRD.
Mereka diinformasikan mengenai rencana pengurangan tenaga kerja untuk staf dan satpam.
Meskipun tidak ada nama yang disebutkan secara spesifik, kabar tersebut membuat Soehartono merasa tertekan dan akhirnya memutuskan untuk membakar pabrik.
Baca Juga:
Gandeng Pemangku Kepentingan, Kemenhub Satukan Persepsi Terkait Pelayanan untuk Ibu Hamil di Pesawat
"Dia sakit hati karena gaji yang tidak sesuai dan ada informasi bahwa dirinya akan di-PHK," kata AKP Slamet Wahyudi, pada Senin, 20 Mei 2024.
Menurut Slamet, kebakaran tersebut menghabiskan seluruh isi gudang produksi, benang, dan kain. Selain itu, ruang HRD juga ikut terbakar.
Banyaknya bahan mudah terbakar di pabrik tersebut menyebabkan api dengan cepat membesar.
Ledakan pun terdengar beberapa kali saat kebakaran terjadi, menambah kepanikan di sekitar lokasi.
Proses pemadaman api memerlukan waktu cukup lama karena besarnya kobaran api dan banyaknya bahan yang mudah terbakar.
Tim pemadam kebakaran bekerja keras untuk mengendalikan api agar tidak merambat ke bangunan lain di sekitar pabrik.
Soehartono mengaku nekat membakar pabrik karena merasa tidak diperlakukan dengan adil oleh perusahaan.
Saat ini, Soehartono masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Insiden ini menjadi pelajaran penting bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan dan perasaan karyawan mereka.
Konflik internal dan ketidakpuasan karyawan dapat berdampak besar dan bahkan berujung pada tindakan yang merugikan perusahaan. (*/Shofia)