Nasional, gemasulawesi – Akibat kecelakaan pesawat latih di Lapangan Sunburst BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera bergerak cepat dengan mengirimkan tim investigasi untuk menyelidiki penyebab pasti kejadian tersebut.
Tim investigasi KNKT yang terdiri dari dua orang investigator langsung diterjunkan ke lokasi kejadian tempat pesawat latih jatuh.
Tugas utama tim investigasi KNKT adalah mengumpulkan data dan bukti yang berkaitan dengan kejadian jatuhnya pesawat latih dengan kode PK-IFP.
Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proses investigasi berlangsung dengan cermat dan akurat.
Sebagai bagian dari investigasi, tim KNKT bekerja sama dengan aparat kepolisian setempat untuk membantu dalam evakuasi pesawat dan puing-puingnya ke lokasi yang aman.
Langkah ini diambil untuk memastikan tidak terjadi gangguan terhadap aktivitas masyarakat sekitar dan untuk menjaga integritas data dan bukti yang diperlukan untuk analisis investigasi.
Meskipun belum ada informasi yang menyebutkan adanya kerusakan pada pesawat sebelum kecelakaan, tim investigasi KNKT tetap melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap segala aspek yang terkait dengan kejadian tersebut.
Mereka mengumpulkan data lapangan, menganalisis kondisi pesawat sebelum dan sesudah kejadian, memeriksa percakapan dengan menara pengawas, dan mencari faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi jalannya penerbangan dan akhirnya menyebabkan kecelakaan tragis tersebut.
Selain itu, KNKT juga fokus untuk mengidentifikasi apakah ada kekurangan dalam prosedur keselamatan atau peralatan pesawat yang dapat menjadi penyebab atau faktor kontributor kejadian tersebut.
Informasi yang diperoleh dari investigasi ini akan menjadi dasar untuk merekomendasikan perbaikan dan langkah-langkah preventif guna mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan.
Kronologi kejadian dimulai pada pukul 13.40 WIB, ketika pesawat latih dengan kode PK-IFP jatuh di Lapangan Sunburst BSD City.
Kejadian tersebut menyebabkan tiga orang meninggal dunia, terdiri dari dua orang yang masih berada di dalam pesawat dan satu orang yang tergeletak di luar.
Pesawat mengalami kerusakan parah dan terpecah-pecah di lapangan, menimbulkan kekhawatiran besar terhadap keselamatan penerbangan di Indonesia.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, sebelumnya menyatakan bahwa pesawat latih tersebut, milik Indonesia Flying Club dengan nomor PK-IFP 172, tidak tergolong pesawat yang sudah terlalu tua.
Namun, Soerjanto juga mengungkapkan bahwa pesawat tersebut tidak dilengkapi dengan black box, yang merupakan alat penting untuk merekam data penerbangan. (*/Shofia)