Nasional, gemasulawesi – Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, menyatakan jika dalam momentum Hari Kartini, hak-hak perempuan dalam menjalani kehidupannya harus dipenuhi agar tercipta kesetaran di masyarakat.
Dalam keterangannya kemarin, 20 April 2024, Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, menyebutkan jika peringatan Hari Kartini juga harus menjadi pengingat untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan di Indonesia.
Menurut Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, di era yang seperti sekarang, semangat perjuangan yang telah dicontohkan oleh RA Kartini harus terus dikobarkan dalam berbagai upaya pemenuhan hak-hak kaum perempuan di sejumlah bidang kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara.
“Salah satu hak yang dipenuhi adalah hak untuk masuk dan terjun ke dunia politik,” katanya.
Lestari memaparkan jika pemenuhan hak untuk berpolitik ini sangar penting dikarenakan kaum perempuan memiliki panggung yang sah secara hukum untuk ‘mengasuransikan’ pendapatnya.
Lestari Moerdijat juga mengungkapkan jika saat ini, DPR sedang berupaya untuk memenuhi hak-hak dari kaum perempuan.
“Diantaranya dengan afirmasi keanggotaan 30 persen perempuan di parlemen sehingga terdapat kepastian untuk perlindungan pekerja rumah tangga yang sebagian besar adalah perempuan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Lestari Moerdijat juga menyatakan jika upaya perlindungan pekerja rumah tangga sendiri hingga sekarang masih berjalan melalui penuntasan pembahasan RUU PPRT atau Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang dilakukan di DPR.
Selain itu, disebutkan oleh Lestari, jika DPR juga sedang melakukan penuntasan RUU Masyarakat Hukum Adat yang diharapkan melindungi hak-hak dari perempuan adat.
“Sejumlah upaya yang telah dilakukan dipastikan akan terus berlanjut di DPR untuk atau demi menciptakan peluang terciptanya kesetaraan hak dan juga kewajiban dari kaum perempuan,” tuturnya.
Lestari Moerdijat juga berharap semangat tersebut tidak hanya terjadi di internal DPR melainkan seluruh elemen masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak yang seharusnya diterima oleh kaum perempuan.
Sebelumnyan, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, menyampaikan jika sejarah perjuangan RA Kartini dalam menembus lapisan belenggu melalui pikiran menjadi bahan refleksi untuk kaum perempuan masa kini untuk dapat ikut berpartisipasi membangun Indonesia. (*/Mey)