Terkait Dewan Kawasan Aglomerasi, Pengamat Sebut Sebenarnya Tidak Diperlukan Sekali

Ket. Foto: Pengamat Menyatakan Dewan Kawasan Aglomerasi Menyatakan Sebenarnya Tidak Diperlukan Sekali
Ket. Foto: Pengamat Menyatakan Dewan Kawasan Aglomerasi Menyatakan Sebenarnya Tidak Diperlukan Sekali Source: (Foto/pixabay/@Fuzz)

Nasional, gemasulawesi – Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menyatakan pemerintah diminta untuk menjamin jika Dewan Kawasan Aglomerasi dapat lebih baik dari BKSP atau Badan Kerja Sama Pembangunan Jabodetabekjur (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur).

Menurut Nirwono Joga, selama ini BKSP Jabodetabekjur juga seperti tidak bekerja.

Nirwono Joga menerangkan bahwa Dewan Aglomerasi sebenarnya tidak benar-benar diperlukan.

Baca Juga:
Menjelang Mudik Lebaran, Tol Cipali Dilaporkan sedang Lakukan Pemeliharaan Rutin Berupa Perbaikan Jalan

Hal ini, menurutnya, karena hanya akan mengulangi ketidakefektifan BKSP Jabodetabekjur.

“Seharusnya pemerintah Indonesia melakukan evaluasi terlebih dahulu kegagalan dari BKSP Jabodetabekjur sebelum mengembangkan Dewan Kawasan Aglomerasi,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Nirwono juga mendesak apa yang menjamin Dewan Kawasan Aglomerasi dapat lebih baik dan mampu mengatasi persoalan dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, seperti misalnya banjir, kemacetan, polusi udara, lalu lintas, transportasi massal, hunian yang terjangkau dan juga tata ruang.

Baca Juga:
Untuk Arus Mudik Idul Fitri 2024, Pelabuhan Merak Hanya Diperuntukkan bagi Mobil Pribadi dan Bus

Nirwono menegaskan jika diperlukan adanya evaluasi yang mendalam, seperti siapa yang dapat mengkoordinasikan dan memahami benar persoalan mendasar, manfaat untuk seluruh warga yang tidak terkotak berdasarkan KTP yang dimiliki, serta meraih dukungan politik.

“Maupun kepentingan dari kepala daerah yang berasal dari partai politik yang berbeda-beda,” terangnya.

Nirwono Joga juga menilai jika tidak ada urgensi dalam pengesahan RUU DKJ yang disebutkannya terlihat terburu-buru dan juga tidak mendalam.

Baca Juga:
Mengenai Praktik Politik Identitas yang Menggunakan Agama, Said Aqil Sebut Dilarang Secara Tegas dalam Al Quran

“Kawasan Aglomerasi juga tidak digunakan dalam konteks perkotaan, namun, yang lebih tepat adalah di Kawasan Metropolitan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nirwono Joga memaparkan jika khusus untuk Jabodetabekpunjur, melibatkan 3 provinsi dan juga 9 kota atau kabupaten, sehingga lebih tepat untuk dimasukkan ke kategori Kawasan Metropolitan yang harusnya dijelaskan di dalam draf  RUU DKJ.

Berkaitan dengan hal itu, Nirwono Joga meminta pemerintah dan DPR mendengarkan semua pihak, seperti DPRD, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan pakar perkotaan yang diharapkan dapat dan mampu membantu dalam hal pengukuran dampak RUU DKJ untuk warga Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga:
Jadi Korban Kapal Tenggelam di Korea Selatan, Kepala BP2MI Harap 4 Pekerja Migran Indonesia Segera Ditemukan

Nirwono Joga memaparkan jika pemerintah dan DPR masih memiliki cukup waktu untuk melibatkan dan juga mendengarkan suara dari warga Jabodetabekpunjur. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Terdapat Video Viral di Platform TikTok, Kepala BMKG Bantah Narasi yang Sebutkan Jakarta Alami Kelumpuhan Akibat Gempa Megathrust

Kepala BMKG membantah narasi di video viral TikTok yang menyatakan Jakarta mengalami kelumpuhan akibat gempa megathrust.

Salurkan Bantuan Pangan kepada 70 Ribu KPM di Labuhanbatu, Presiden Jokowi Janji Akan Terus Memberikannya hingga Juni 2024

Presiden Jokowi berjanji akan terus membagikan bantuan pangan hingga bulan Juni 2024 saat menyalurkan bantuan di Labuhanbatu.

Soal Pemindahan Ibu Kota ke IKN, Ridwan Kamil Sebut Jakarta Tak Pernah Dirancang Jadi Ibu Kota dan Ingatkan Sejarah Indonesia

Ridwan Kamil mengatakan Jakarta tidak pernah disiapkan menjadi ibu kota. Menurutnya, Jakarta adalah ibu kota yang tidak sengaja.

Lakukan Pengecekan Harga dan Pasokan Bahan Pangan, Menteri Perdagangan Kunjungi Pasar Kramat Jati di Jakarta Timur

Menteri Perdagangan dilaporkan melakukan kunjungan ke Pasar Kramat Jati di Jakarta Timur untuk mengecek harga dan pasokan bahan pangan.

Cuaca Ekstrem di Sebagian Besar Daerah, BMKG Sebut Akibat Adanya Intervensi 3 Bibit Siklon Tropis Sekaligus

Menurut BMKG, cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian besar daerah di Indonesia diakibatkan adanya intervensi 3 bibit siklon sekaligus.

Berita Terkini

wave

Kabut di Tambang Parigi Moutong: "Gertak Sambal" Polda Sulawesi Tengah Dalam Penertiban PETI

Operasi penyisiran Disinyalir tanpa hasil dari Polda Sulawesi tengah saat ini, akibat operasi itu dinilai hanya aksi seremonial.

Kala Jaring dan Gelombang Seismik Berbenturan di Teluk Tomini

Nelayan Parigi moutong gelar aksi demo buntut dari puluhan rompon diputus oleh tim survey potensi Migas di perairan teluk tomini.

Dugaan Monopoli Tambang Ilegal di Buranga: Sosok 'Reny' Asal Jawa Barat Jadi Sorotan

Sosok reni pelaku tambang ilegal di Desa Buranga yang disebut-sebut kebal hukum dan beroperasi dibekas lahan yang pernah menelan korban jiwa

Dugaan Dominasi Tambang Ilegal di Desa Tombi: Peran Haji Anjas dan Infrastruktur Talang Raksasa

Kuatnya bekingan Kelompok Haji Anjas hingga saat ini belum tersentuh oleh Aparat penegak Hukum berkaitan dengan pengelolaan tambang ilegal.

SMART GOV dan CITIGOV untuk Tekan Kebocoran PAD di Parigi Moutong

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) terus memacu transformasi digital dalam sektor perpajakan dan ekspansi digitalisasi ke sektor retribusi.


See All
; ;