Nasional, gemasulawesi – Diketahui jika banjir yang melanda Demak hingga kini masih belum menunjukkan tanda-tanda surut.
Disebutkan jika situasi ini semakin memprihatinkan untuk para pengungsi banjir Demak yang harus bertahan hidup di tanggul Sungai Wulan.
Menurut laporan, para pengungsi banjir Demak tersebut tinggal di dalam tenda terpal yang sederhana sebagai tempat tinggal mereka sekarang.
Baca Juga:
Pemilu 2024, Kementerian Kesehatan Sebut Petugas yang Meninggal Menjadi 57 Orang
Bahkan karena bantuan yang minim, kini para pengungsi tersebut terpaksa hanya makan sehari 1 kali.
Setelah dapur umum di Jembatan Tanggulangin ditutup beberapa waktu yang lalu, dengan kondisi yang memprihatinkan, para pengungsi tersebut harus menghemat persediaan logistik.
Di sepanjang tanggul Sungai Wulan yang terletak di Kampung Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Demak, sejumlah tenda yang terbuat dari terpal sederhana terlihat berderet.
Baca Juga:
Capai 80 Ribu Rupiah untuk 1 Kilogram, Harga Cabai di Surabaya Alami Lonjakan hingga 100 Persen
Puluhan warga mengakui mereka memilih tinggal di tenda tersebut agar dapat lebih dekat dengan rumah mereka yang terkena banjir.
Wartono, yang merupakan ketua RT setempat, mengatakan jika para pengungsi yang memilih untuk tinggal di tanggul Sungai Wulan kini kekurangan bantuan.
Disebutkan Wartono jika belum banyak sukarelawan yang mengetahui lokasi pengungsian tersebut.
Baca Juga:
Kasus Pungli di Rutan KPK, Dewan Pengawas Sebut Rekomendasikan Sekjen untuk Berikan Sanksi Disiplin
“Saat ini, warga setempat memerlukan bantuan air minum, makanan dan juga peralatan mandi,” katanya.
Wartono menambahkan jika warga hanya makan 1 bungkus saja untuk 1 hari dan mengungkapkan harapannya agar nantinya pihak terkait dapat membantu warga untuk membersihkan lumpur yang ada di pemukiman penduduk.
“Serta juga dapat melakukan penyemprotan jentik nyamuk yang sekarang ini mulai bermunculan,” ujarnya.
Salah satu pengungsi yang tinggal di bawah tenda terpal, Selamet Hariyanti, juga mengutarakan keluhannya karena minimnya bantuan yang diterima.
“Saya merasa jika bantuan-bantuan itu tidak merata, karena jika kami tidak mencarinya sendiri, kami tidak mendapatkan makanan,” jelasnya.
Selamet juga mengakui jika saat malam tiba akan banyak nyamuk dan jika siang, para pengungsi akan kepanasan.
Menurut data BPBD Provinsi Jawa Tengah pada hari Sabtu kemarin, tanggal 17 Februari 2024 pukul 19.00 WIB, banjir tersebut berdampak pada 3 kecamatan yang ada di Demak.
Selain itu, sekitar 24.359 jiwa harus mengungsi di sejumlah posko pengungsian. (*/Mey)