Nasional, gemasulawesi – Pada tanggal 5 Januari 2024, laporan menyebutkan bahwa proses evakuasi pengangkatan lokomotif kereta dari KA Turangga dan KA Commuter Line Bandung Raya mulai dilaksanakan.
Diketahui jika evakuasi KA Turanngga dan KA Commuter Line Bandung Raya tersebut menggunakan crane yang akan didatangkan langsung dari Solo, Cirebon dan Kota Bandung.
Saat dimintai keterangannya, Dirut KAI, Didiek Hartantyo, mengungkapkan jika proses evakuasi dilakukan pada lokomotif yang menyilang di rel terlebih dahulu sebelum ke bagian yang lainnya.
“Gerbong kereta yang tidak terkena dampak kecelakaan mulai dibawa oleh petugas yang berwenang dari lokasi kejadian tabrakan tersebut,” katanya.
Didiek menyatakan proses evakuasi kemungkinan akan memakan waktu yang cukup lama disebabkan salah satu kereta yang mengalami anjlok di rel dan membuat proses evakuasi lebih sulit karenanya.
Didiek menambahkan pihak KAI masih berusaha untuk secepatnya melakukan evakuasi dengan mendatangkan crane untuk membantu proses evakuasi gerbong kereta dari beberapa kota, baik dari Bandung ataupun dari Solo, termasuk juga dari Cirebon.
“Untuk 1 crane dari Solo, dilaporkan masih dalam perjalanan menuju ke Bandung, sedangkan untuk proses evakuasi ini, KAI menggunakan 2 crane yang berbobot 120 ton, yang masing-masing dari Bandung ataupun dari Solo,” ujarnya.
Saat ditanyakan mengenai proses investigasi, Dirut KAI menegaskan akan dilakukan KNKT.
“Nantinya tim gabungan yang terdiri dari PJKA, Basarnas dan KNKT akan melihat secara detail data yang dikumpulkan mulai dari sekarang untuk evaluasi kecelakaan ini,” jelasnya.
Didiek mengakui enggan berasumsi mengenai penyebab kecelakaan kali ini.
“Kami akan mengeceknya dahulu karena kewenangan kami adalah mengoperasikan dan KNKT yang akan menginvestigasi, Pak Dirjen sebagai regulator,” tandasnya.
Didiek memaparkan untuk layanan kereta jarak jauh kemungkinan akan mengalami keterlambatan yang sedang dalam proses penyesuaian akibat kejadian ini.
“Mudah-mudahan nantinya dapat diselesaikan secepatnya,” jelasnya.
Terkait pelayanan yang terhambat, Didiek mengharapkan agar para penumpang dapat memaklumi hal tersebut.
“Untuk setiap keterlambatan, KAI akan memberikan kompensasi kepada para penumpang, baik makanan ringan ataupun berat,” ucapnya.
Di sisi lain, untuk saat ini, gangguan layanan terjadi di kereta Argo Wilis, KRD Bandung Raya dan Turangga.
“Untuk KRD Bandung Raya, kami menghentikan dahulu pengoperasiannya sehingga masyarakat dapat memilih untuk menggunakan mode transportasi yang lain,” terangnya. (*/Mey)