Kupas Tuntas, gemasulawesi - Kabupaten Aceh Utara menghadirkan kekayaan alamnya yang memesona, namun di balik pesona alamnya, tersimpan sejarah yang mengharukan.
Rumah Cut Meutia, sebuah perhentian sejarah yang menawan, mengisahkan perjalanan seorang pahlawan wanita yang berani, Cut Nyak Meutia atau lebih dikenal sebagai Cut Meutia.
Bangunan yang kini menjadi museum ini menjadi saksi bisu dari perjuangan dan pengorbanan beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ditempatkan di Desa Masjid Pirak, Kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara, Rumah Cut Meutia menawarkan lebih dari sekadar kenangan bersejarah.
Di sini, pengunjung tidak hanya disuguhkan dengan koleksi benda-benda peninggalan bersejarah, tetapi juga disajikan dengan keindahan alam sekitarnya yang menakjubkan.
Mengunjungi Rumah Cut Meutia adalah sebuah perjalanan yang mengingatkan kita akan keberanian dan semangat juang para pahlawan Nusantara dalam mempertahankan tanah air.
Untuk mencapai Rumah Cut Meutia, Anda perlu menempuh perjalanan sekitar 31 km dari Kota Lhokseumawe, dengan waktu tempuh sekitar satu jam.
Namun, jika Anda berangkat dari ibu kota Aceh Utara, Lhoksukon, jaraknya akan lebih dekat, hanya sekitar 9 km.
Perjalanan menuju museum ini melewati jalan penghubung Medan – Banda Aceh, kemudian melalui Kecamatan Matang Kuli.
Dari pusat Matang Kuli, Rumah Cut Meutia hanya berjarak sekitar 3 km saja, dengan akses jalan yang cukup baik meskipun masih ada beberapa bagian yang berlubang.
Sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhi dengan panorama hamparan sawah hijau yang menenangkan.
Sebelum dijadikan museum, rumah ini pernah menjadi tempat tinggal bagi keturunan Cut Meutia.
Melangkah di dalam Rumah Cut Meutia adalah seperti membuka lembaran sejarah yang terpatri dalam keindahan alam.
Tempat ini tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga merupakan titik penting yang mengingatkan kita akan perjuangan heroik yang membentuk jati diri bangsa Indonesia. (*/CAM)