Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, dengan penarikan militer penjajah Israel dari kawasan al-Faluja yang berada di sebelah barat Kamp Pengungsi Jabalia, warga yang mulai dan akan kembali ke rumah mereka dikabarkan harus menghadapi serangan udara dan juga tembakan artileri dari pasukan penjajah Israel.
Dikabarkan jika serangan udara pasukan penjajah Israel yang terjadi kemarin, tanggal 28 Mei 2024, waktu Palestina, menyebabkan puluhan orang tewas dan juga terluka.
Dilaporkan jika kru medis dan juga sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah untuk mengeluarkan jenazah dari bawah reruntuhan bangunan di tengah kondisi yang mengerikan akibat serangan pasukan penjajah Israel.
Pasukan penjajah Israel diketahui melanjutkan agresi mereka selama 17 hari di wilayah yang ada di Jalur Gaza bagian utara.
Disebutkan jika kehancuran yang ditimbulkan sangat besar, khususnya setelah pasukan darat penjajah Israel masuk.
Para saksi mata melaporkan serangan terus berlanjut terhadap warga sipil dan tim penyelamat, yang menyebabkan menghambat upaya evakuasi dan dokumentasi kehancuran.
Di sisi lain, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan WHO mengirimkan 15.000 liter bahan bakar, 14 tempat tidur rumah sakit dan juga obat-obatan, serta perlengkapan trauma ke RS Arab al-Ahli di Kota Gaza.
Sementara itu, dikabarkan jika penjajah Israel juga melakukan serangan terhadap Khan Younis.
Serangan tersebut menyebabkan 3 orang tewas, yang 2 orang diantaranya adalah anak-anak.
Diketahui jika penembakan tersebut menargetkan rumah keluarga milik Abu Jazar.
Di sisi lain, terkait pengakuan negara Palestina oleh Norwegia, Sekretaris Jenderal Bantuan Rakyat Norwegia, Raymond Johansen, mengungkapkan jika dia berharap semakin banyak negara di dunia yang mengakui negara Palestina.
“Ini akan menekan penjajah Israel untuk menemukan solusi negosiasi terhadap konflik di Jalur Gaza,” katanya.
Dia memaparkan saat ini masih sangat jauh dari negosiasi antar pihak yang diharapkan oleh sejumlah pihak, namun, keputusan Norwegia untuk mengakui Palestina adalah langkah yang menuju ke arah yang benar.
“Jika Washington mengubah kebijakannya dan memberikan tekanan kepada penjajah Israel, maka akan terjadi perubahan dalam proses perdamaian,” ujarnya. (*/Mey)