Internasional, gemasulawesi – Palestina telah menulis surat kepada Sekjen PBB, Antonio Guterres, meminta pertimbangan baru atas permohonan mereka menjadi anggota penuh PBB.
Selain itu, kelompok Arab, OKI dan Gerakan Non-Blok yang mewakili puluhan negara anggota PBB juga telah mengirimkan surat dukungan atas pengakuan Palestina.
Dalam postingannya yang diunggah di media sosial X hari ini, tanggal 3 April 2024, UN Palestina menyatakan atas instruksi kepemimpinan Palestina, mereka mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk hal tersebut.
Sebelumnya, utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyebutkan jika tujuannya adalah agar Dewan Keamanan PBB mengambil keputusan pada pertemuan tingkat menteri mengenai Timur Tengah pada tanggal 18 April mendatang.
“Meskipun pemungutan suara belum dijadwalkan, permohonan keanggotaan penuh Palestina pada tahun 2011 masih tertunda karena dewan yang beranggotakan 15 orang tidak pernah membuat keputusan resmi,” katanya.
Diketahui jika Palestina mempunyai status pengamat di PBB dan permohonannya untuk menjadi anggota penuh PBB harus disetujui oleh Dewan Keamanan PBB, dimana Amerika Serikat dapat memberikan hak veto, dan kemudian setidaknya sekitar dua pertiga dari 193 anggota Majelis Umum PBB.
Di sisi lain, Pelapor Khusus PBB, Fransesca Albanese, menyatakan jika berdasarkan penilaiannya, dia meyakini jika militer penjajah Israel sengaja membunuh 7 orang pekerja bantuan di Jalur Gaza untuk menakut-nakuti donor bantuan kemanusiaan.
“Mereka juga memastikan berlanjutnya kelaparan di Palestina,” paparnya.
Albanese, yang merupakan utusan PBB untuk situasi hak asasi manusia di Palestina, mengungkapkan jika dengan mengetahui prosedur operasi militer penjajah Israel, pembunuhan tersebut dilakukan dengan sengaja sehingga para pendonor akan menarik diri dan warga sipil di Jalur Gaza akan terus kelaparan.
“Penjajah Israel tahu jika negara-negara Barat dan juga negara-negara Arab tidak akan berbuat apa-apa terhadap Palestina,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa pembunuhan terhadap para pekerja bantuan itu juga terjadi bersamaan dengan pemboman penjajah Israel terhadap kedutaan asing di Suriah.
“Penjajah Israel telah melewati semua garis merah, namun, masih akan mendapatkan imunitas penuh,” imbuhnya. (*/Mey)