Internasional, gemasulawesi – Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Otoritas Palestina menyerukan sanksi internasional yang keras terhadap milisi penjajah dan seluruh sistem kolonial, termasuk dengan para pemukim penjajah Israel.
Melalui Kementerian Luar Negeri Palestina, Otoritas Palestina mengungkapkan jika telah terjadi peningkatan kekerasan dari para pemukim penjajah Israel terhadap warga Palestina sejak perang pecah di tanggal 7 Oktober 2023.
Menurut Kementerian Luar Negeri Palestina, kekerasan yang dilakukan para pemukim penjajah Israel tersebut melibatkan penembakan peluru tajam kepada warga Palestina.
“Itu juga termasuk dengan melakukan pembakaran rumah, melakukan penyerangan terhadap warga Palestina dan juga penyitaan tanah,” ujar mereka.
Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri Palestina menegaskan jika eskalasi ini dilakukan dengan tujuan memperkuat kendali penjajah Israel atas wilayah Palestina.
“Hal ini dianggap sebagai tantangan langsung terhadap hukum internasional dan juga perluasan pola pikir kolonial rasis dengan maksud mengobarkan api konflik,” kata mereka.
Di sisi lain, Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan jika tentara penjajah Israel melakukan penggerebekan pada Jenin, Tepi Barat, kemarin.
Mereka juga menangkap 7 orang pria Palestina dengan 4 orang diantaranya bersaudara.
Masyarakat Tahanan Palestina mengungkapkan jika penangkapan tersebut dilakukan di Desa Sa’ir yang berada di sebelah selatan Jenin, Beit Qad di sebelah timur Jenin, serta di Kufr Dan yang terletak di barat Jenin.
Di Desa Sa’ir, dilaporkan jika tentara penjajah Israel menggerebek setidaknya 3 rumah.
“Pasukan penjajah Israel menembaki rumah-rumah, membakarnya dan juga membuat rumah-rumah tersebut tidak dapat dihuni,” jelas Saed Ershaid yang merupakan paman dari 4 orang bersaudara yang ditangkap militer penjajah Israel.
Di sisi lain, mengingat ancaman serangan darat penjajah Israel ke Rafah, dikabarkan jika ratusan warga Palestina kini mulai meninggalkan Rafah menuju ke wilayah tengah Jalur Gaza.
Rakyat Palestina tersebut mencari perlindungan setelah penjajah Israel melakukan pemboman besar-besaran sebelumnya di Rafah.
Di sebelah selatan Khan Younis, selama 17 hari berturut-turut, RS Nasser dilaporkan berada di bawah pengepungan militer penjajah Israel. (*/Mey)