Internasional, gemasulawesi – Laporan menyebutkan jika Kantor Kemanusiaan PBB mengeluarkan peringatan jika Gaza akan ‘mati kehabisan darah’.
Hal tersebut diketahui dikatakan Kantor Kemanusiaan PBB saat Gaza sedang berada dalam kondisi penolakan akses kemanusiaan ke wilayah yang terkepung karena perang.
Kantor Kemanusiaan PBB atau Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melalui juru bicaranya, Olga Cherevko, menyebutkan jika penolakan akses tim kemanusiaan yang dilakukan berulang kali ke wilayah Gaza sebelah utara membuat operasi penyelamatan jiwa terhalang.
Dia menambahkan jika tim OCHA berhasil mencapai RS Al Shifa setelah selama 5 hari, misi kemanusiaan ditolak dan mengalami beberapa kali pembatalan.
Cherevko menyampaikan jika untuk peralatan bahan bakar dan kebutuhan dasar yang diperlukan manusia, seperti air dan makanan, semuanya sangat terbatas.
“Para dokter yang kami temui mengisahkan kepada kami tentang keberanian dan ketahanan masyarakat Palestina yang luar biasa,” katanya.
Baca Juga:
Inggris Tetapkan Hamas Sebagai Teroris, Petisi Penghapusan Masih Terus Menarik Tanda Tangan
Dia mengakui jika penderitaan yang dia saksikan secara langsung di Gaza sungguh tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Olga Cherevko menuturkan bahwa salah satu dokter yang bertugas di RS Al Shifa mengatakan kepadanya jika rakyat Palestina sendirian di dunia ini.
“Dia menyampaikan jika dunia telah meninggalkan rakyat Palestina dan dunia tidak boleh mati rasa terhadap penderitaan yang dirasakan masyarakat Palestina yang mengalami perang yang tidak berkesudahan,” jelasnya.
Juru bicara OCHA tersebut menegaskan jika tidak diberikan akses yang aman ke wilayah-wilayah yang terdampak perang, terutama di Jalur Gaza, maka Gaza akan kehabisan tenaga.
Serangan yang dilakukan oleh penjajah Israel sejak bulan Oktober 2023 lalu ini telah menyebabkan lebih dari 25 ribu rakyat Palestina meninggal dengan mayoritas berasal dari Jalur Gaza.
Sekitar 85% penduduk Gaza harus menjadi pengungsi di tanah mereka sendiri di tengah kekhawatiran kelaparan yang terus meningkat dan juga penyebaran penyakit menular.
Di sisi lain, PBB menegaskan jika pihak mereka dengan tegas menentang pemindahan paksa rakyat Palestina.
Dalam pernyataan yang sama, PBB menekankan mereka juga tidak akan mendukung gagasan pembuatan pulau buatan di lepas pantai Gaza yang merupakan bagian dari Laut Mediterania. (*/Mey)