Internasional, gemasulawesi – Dalam pernyataanya baru-baru ini, Kepala Dinas Intelijen Mossad Israel, David Barnea, bersumpah bahwa Mtossad akan membunuh setiap anggota Hamas yang terlibat dalam operasi yang dilakukan di tanggal 7 Oktober 2023.
Janji pemimpin Mossad, David Barnea, diketahui disampaikan sehari setelah wakil kepala biro politik Hamas, Saleh Al-Arouri, dibunuh di Beirut, Lebanon, dalam serangan rudal milik Israel.
Media Israel menggambarkan bahwa komentar pemimpin Mossad, David Barnea, tersebut sebagai indikasi paling eksplisit atas tanggung jawab Israel untuk pembunuhan Saleh Al-Arouri.
Baca Juga: Perang Berlanjut, Zionis Bersiap untuk Usir Orang Arab Penjajah Israel dengan Tuduhan Terorisme
Dilaporkan jika Israel tidak membenarkan ataupun membantah bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
“Angkatan bersenjata Israel dalam keadaan siaga tinggi dan siap menghadapi resiko apapun,” kata juru bicara militer Israel.
Saat menghadiri pemakaman mantan kepala Mossad, Zvi Zamir, Barnea menyampaikan bahwa biarlah setiap ibu Arab tahu bahwa jika putranya ikut serta dalam pembantaian 7 Oktober 2023, dia akan membayar nyawanya atas perbuatannya.
Baca Juga: Afrika Selatan Ajukan Israel ke ICJ, Pakar Sebut Gugatan Tersebut Adalah Perkembangan Besar
“Kita saat ini berada di tengah perang dan Mossad saat ini, seperti 50 tahun yang lalu, berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban para pembunuh yang menyerbu wilayah Israel di tanggal 7 Oktober, termasuk perencana dan penghasut serangan tersebut,” ujarnaya.
Gerakan Perlawanan Islam melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap pangkalan militer dan pemukiman Israel di sekitar Gaza, yang menewaskan 1.139 tentara dan warga sipil Israel, dimana banyak diantaranya akibat ‘tembakan ramah’ dari Pasukan Pertahanan Israel.
Diketahui jika itu merupakan sebuah fakta yang cenderung diabaikan oleh sebagian besar komentator dan pejabat Israel.
Baca Juga: Bunuh Wakil Ketua Hamas, Analis Sebut Penjajah Israel Tandakan Konfrontasi Besar
“Operasi tersebut merupakan respons terhadap serangan harian Israel terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka,” jelas Hamas, yang mengkhususkan kepada Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki.
Dilaporkan sekitara 240 warga Israel ditangkap dalam operasi tersebut dan 110 diantaranya telah ditukar dengan ribuan warga Palestina yang ditahan oleh Israel saat gencatan senjata yang terjadi di bulan November lalu. (*/Mey)