Internasional, gemasulawesi – Ketua kelompok Hizbullah di Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa wakil ketua Hamas, Saleh Al-Arouri, yang dilakukan Israel di Beirut adalah kejahatan yang besar dan berbahaya yang tidak dapat mereka diamkan.
Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Sayyed Hassan Nasrallah, menyampaikan belasungkawa dari kelompok Hizbullah kepada Hamas atas apa yang disebutnya sebagai agresi Israel yang mencolok.
Serangan yang dilakukan Israel di hari Selasa itu terjadi di pinggiran selatan Beirut Lebanon, tepatnya di Dahiyeh, yang menurut para analis juga dapat menjadi pesan dari Israel kepada Hizbullah bahwa benteng utamanya disana dapat dicapai.
Diketahui jika ini adalah serangan pertama yang melanda Beirut setelah hampir 3 bulan terjadi baku tembak hampir setiap hari antara tentara Israel dan Hizbullah yang dilakukan di wilayah perbatasan kedua negara.
Hizbullah meluncurkan roket melintasi perbatassan di tanggal 8 Oktober 2023 lalu untuk mendukung Hamas.
Sebelumnya, Hizbullah yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran di tahun 1982, pernah berperang selama sebulan melawan Israel pada tahun 2006.
Nasrallah menyebutkan tindakan cepat Hizbullah pada tanggal 8 Oktober lalu dan penembakan lintas batas sejak saat itu telah mencegah kampanye pemboman yang lebih luas oleh Israel di Lebanon.
Nasrallah menyampaikan itu juga menunjukkan bahwa kemampuan Israel untuk mencegah serangan semacam itu telah runtuh.
“Hizbullah bersumpah tidak akan ada batasan dan tidak ada aturan dalam perjuangan kelompok jika Israel memilih untuk melancarkan perang terhadap Lebanon,” katanya.
Dia melanjutkan jika siapa pun yang berpikir untuk berperang dengan Hizbullah, dengan kata lain, dia akan menyesalinya.
Dilaporkan jika lebih dari 120 pejuang Hizbullah tewas dalam pemboman yang dilakukan Israel, bersama dengan hampir 2 lusin warga sipil.
Setidaknya 9 orang tentara Israel juga tewas dalam baku tembak.
Wakil ketua Hamas mendapatkan pujian karena membangun kembali hubungan Hamas dengan Hizbullah setelah kelompok tersebut mendukung pihak yang berlawanan dalam perang yang meletus di Suriah pada tahun 2011. (*/Mey)