Internasional, gemasulawesi – Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan penyesalannya terhadap serangan yang diluncurkan Israel terhadap tempat yang dijadikan markas besar dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di Jalur Gaza.
Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga menggambarkan serangan Israel tersebut sebagai tindakan yang tidak masuk akal.
Lebih lanjut, ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menegaskan jika kesehatan tidak boleh menjadi target selama konflik atau perang berlangsung di belahan dunia manapun seperti halnya perang Palestina yang terjadi sekarang.
Baca Juga: Wakil Ketua Dibunuh di Lebanon, Hamas Bekukan Pembicaraan tentang Gencatan Senjata
Dia juga menambahkan saat ini warga Jalur Gaza sedang menghadapi bencana kemanusiaan yang mengerikan akibat perang yang tidak berhenti hingga sekarang.
Di sisi lain, PRCS menerangkan jika Israel telah 2 kali menyerang markas besar mereka di kota selatan Khan Younis.
“Serangan itu menyebabkan 5 orang meninggal dan 3 lainnya mengalami luka-luka yang berasal dari pengungsi yang mencari perlindungan disana dan di rumah sakit terdekat,” kata salah satu perwakilan mereka.
Baca Juga: Otoritas Jepang Terus Perbarui, Jumlah Korban Tewas Akibat Gempa Lebihi Angka 60 Orang
Di media sosial X miliknya, Tedros menyebutkan dia menyesalkan serangan yang dilakukan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Amal yang dikelola PCRS.
“Staf WHO dan teman-temannya dari badan kemanusiaan PBB OCHA melakukan misi ke fasilitas tersebut dimana mereka juga menjadi saksi dari kerusakan yang parah dan pengungsian warga sipil,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tedros melaporkan jika sebanyak 14.000 orang sedang mencari perlindungan di rumah sakit tersebut saat serangan terjadi.
“Banyak dari mereka yang kini telah pergi dan yang tersisa mengakui sangat khawatir dengan keselamatan mereka dan juga berencana untuk meninggalkan tempat mereka berlindung selama ini,” ujarnya.
Ketua WHO menuturkan jika rumah sakit, termasuk dengan ambulans, petugas kesehatan seperti dokter dan orang-orang yang mencari serta membutuhkan perawatan harus mendapatkan perlindungan setiap saat.
“Itu berdasarkan hukum kemanusiaan internasional,” ucapnya.
Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan pemboman yang terjadi adalah tindakan dan kejadian yang sangat tidak masuk akal.
“Sistem kesehatan di Gaza telah terpuruk dan pekerja kesehatan serta bantuan terus-menerus terhambat dalam upaya menyelamatkan nyawa akibat permusuhan,” terangnya.
Tedros kembali mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata dan juga dengan tindakan mendesak untuk menyediakan makanan, pasokan medis dan air untuk masyarakat sipil Gaza. (*/Mey)