Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan kecamannya untuk pernyataan yang dibuat oleh menteri sayap kanan Israel, Belalel Smotrich dan Itamar Ben-Givir, yang keduanya menganjurkan emigrasi sukarela warga Palestina ke luar Jalur Gaza.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga menyebutnya sebagai pernyataan yang menghasut dan tidak bertanggung jawab.
Disebutkan jika pernyataan 2 menteri Israel tersebut seakan menggarisbawahi ketakutan di sebagian besar dunia Arab bahwa Israel ingin menggusur secara paksa dan juga melakukan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina, seperti Nakba 1948.
Diketahui pada hari Minggu lalu, Menteri Keuangan Israel, Belalel Smotrich, yang juga merupakan salah satu tokoh senior dalam koalisi sayap kanan PM Israel Benjamin Netanyahu, menyerukan agar rakyat Palestina untuk meninggalkan Jalur Gaza.
Di sisi lain, Menteri Keamanan Nasional Israel, Ben-Gvir, juga menuturkan perang di Gaza sekarang ini memberikan peluang untuk berkonsentrasi mendorong migrasi penduduk Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri AS, menegaskan bahwa mereka telah diberitahu berulang kali dan juga konsisten oleh pemerintah Israel, termasuk oleh PM Netanyahu, bahwa pernyataan yang seperti itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah Israel.
Baca Juga: Wakil Ketua Dibunuh di Lebanon, Hamas Bekukan Pembicaraan tentang Gencatan Senjata
“Pernyataan yang seperti itu harus segera dihentikan,” tekan mereka.
Departemen Luar Negeri AS melanjutkan bahwa pihak mereka telah jelas, konsisten dan juga tegas bahwa Jalur Gaza merupakan tanah Palestina.
“Dan Jalur Gaza akan tetap menjadi tanah Palestina, dengan Hamas tidak lagi mengendalikan masa depannya dan tidak ada kelompok teror manapun yang dapat mengancam Israel” terang mereka.
Baca Juga: Otoritas Jepang Terus Perbarui, Jumlah Korban Tewas Akibat Gempa Lebihi Angka 60 Orang
Menurut laporan, Partai Zionisme Religius sayap kanan Smotrich mendapatkan dukungan dari komunitas pemukim Israel dan membantu Benjamin Netanyahu mendapatkan mayoritas yang dia butuhkan untuk menjadi perdana menteri Israel untuk keenam kalinya.
Di sisi lain, jajak pendapat terbaru menunjukkan hanya sekitar 15% warga Israel yang menginginkan PM Netanyahu tetap menjabat setelah perang selesai.
Saingan politiknya saat ini, Benny Gantz, yang diketahui berhaluan tengah, dilaporkan mendapatkan dukungan dari 23% orang yang mengikuti survei tersebut. (*/Mey)