Ekonomi, gemasulawesi – Zulkifli Hasan, yang merupakan Menteri Perdagangan, diketahui membahas peluang ekspor Indonesia ke Eropa melalui Pelabuhan Genova dan Trieste bersama dengan Benedetto Latteri, yang merupakan Duta Besar Italia untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN.
Dalam keterangannya kemarin, 23 Mei 2024, Zulkifli Hasan, menyatakan jika pihaknya menjajaki peluang ekspor ke Uni Eropa yang ditawarkan oleh Dubes Latteri.
Menurut Menteri Perdagangan, dengan kesempatan ini, keuntungan Indonesia melakukan ekspor melalui kedua pelabuhan adalah posisinya sebagai pintu masuk ke Eropa Timur dan Eropa Tengah.
Zulkifli Hasan yang juga akrab disapa dengan Zulhas mengatakan jika jumlah perdagangan Indonesia dengan Eropa masih sepertiga dari perdagangan Vietnam dengan Eropa.
“Pemanfaatan jalur ekspor dengan melalui kedua pelabuhan itu diharapkan dapat meningkatkan perdagangan antara Indonesia dengan Uni Eropa, serta dengan Italia pada khususnya,” katanya.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Dubes Latteri menyampaikan bahwa pemerintah Italia bersama dengan pihak swasta yang ada di Italia juga menawarkan solusi teknis untuk produk ekspor unggulan Indonesia, seperti kopi dan CPO, yang terdampak kebijakan deforestasi Uni Eropa.
Diketahui jika salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan skema sertifikasi untuk memastikan kepatuhan terhadap persyaratan dari kebijakan itu.
Dubes Latteri juga mengundang perwakilan Kementerian Perdagangan Indonesia ke Italia untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia, dan juga Otoritas Pelabuhan Genova dan Trieste.
Hal itu dilakukan untuk membahas tawaran Italia secara lebih mendalam.
Selain itu, pertemuan tersebut juga bertujuan untuk membuka diskusi perihal aspek teknis yang perlu diperhatikan.
Zulkifli Hasan juga meminta dukungan dari Pemerintah Italia untuk penyelesaian perundingan IEU-CEPA atau (perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa.
“Indonesia dengan Italia berbagai keinginan untuk menyelesaikan perundingan tersebut secepat mungkin,” ujarnya.
Dia menambahkan Indonesia memiliki ambisi yang sama untuk menyelesaikan perundingan IEU-CEPA di tahun 2024 sebagaimana diinstruksikan Presiden Jokowi dan juga Presiden Ursula von der Leyen. (*/Mey)