Ekonomi, gemasulawesi – Bahlil Lahadalia, yang merupakan Menteri Investasi/Kepala BKPM, mengungkapkan permintaannya agar investasi industri gula dan juga bioetanol di Kabupaten Merauke melibatkan masyarakat setempat.
Menurut Bahlil Lahadalia, hal tersebut memiliki tujuan agar investasi yang masuk ke suatu wilayah tidak hanya meningkatkan devisa negara, namun, juga ikut memberikan dampak positif untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.
Bahlil Lahadalia menyatakan dia sebelumnya mengatakan investasi diizinkan untuk masuk ke sana, namun, hak-hak daerah juga harus dipastikan.
“Yang harus diperhatikan adalah hak-hak daerah, pelepasan tanah adat dan juga harus ada orang daerah yang ikut serta dalam usaha itu,” katanya kemarin, 16 Mei 2024.
Lebih lanjut, Bahlil menerangkan lembaga yang dipimpinnya telah menyiapkan skema kemitraan antara investor dengan masyarakat lokal.
“Kami menyebutnya dengan sebutan ‘inti-plasma,” ujarnya.
Menurutnya, investor sebagai inti mempunyai tugas untuk membantu masyarakat sekitar, yang merupakan plasma, dalam mengembangkan perkebunan yang telah dikelolanya.
Disebutkan Bahlil jika dukungan itu dapat berupa pembiayaan, bantuan teknologi dan juga berbagai pembinaan lainnya.
“Ini agar masyarakat memperoleh hasil panen yang akan diolah oleh para investor,” ucapnya.
Menteri Investasi menilai skema itu akan berdampak positif secara berkesinambungan atau multiplier effect, sehingga nantinya dapat meningkatkan perekonomian negara.
Dia mengatakan jika kepentingan nasional dapat terwujud dan juga ketahanan pangan.
“Investasi juga berkembang dan mendapatkan untung, namun, masyarakat lokal dan daerah juga memperoleh bagian,” terangnya.
Dia menegaskan jika hal tersebut tidak boleh diabaikan sebab merupakan satu kesatuan.
Diketahui jika pada hari Jumat, tanggal 19 April 2024, Presiden Jokowi menandatangani Keppres Nomor 15 Tahun 2024 mengenai Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Disebutkan jika pembentukan satgas adalah untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan investasi perkebunan yang terintegrasi dengan industri gula, bioetanol dan juga pembangkit listrik biomassa di wilayah itu.
Pemerintah nantinya akan mengembangkan perkebunan tebu terintegrasi dengan industri gula dan juga bioetanol yang luasnya mencapai 2 juta hektare di Kabupaten Merauke serta akan membaginya ke dalam 4 klaster. (*/Mey)