Ekonomi, gemasulawesi – Mengenai konflik antara Iran dengan penjajah Israel, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan jika situasi global yang sedang berkembang saat ini pasti akan memberikan dampak pada perekonomian Indonesia.
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap gejolak nilai tukar rupiah.
Dalam keterangannya kemarin, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan jika pihaknya telah menyiapkan strategi yang diperlukan untuk menjaga nilai tukar rupiah di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Iran dengan penjajah Israel.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menerangkan jika stabilitas ekonomi makro akan selalu dijaga, baik dari sisi fiskal ataupun dari sisi moneter.
“Kami juga melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia untuk terus melakukan adaptasi dengan tekanan yang ada,” katanya.
Sri Mulyani menyampaikan jika dari sisi fiskal, pihaknya juga memastikan APBN memiliki peran sebagai shock absorber yang kredibel dan juga efektif.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan memaparkan jika dari sisi ekspor, penerimaan akan jauh lebih baik jika nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat.
“Namun, hal yang sebaliknya terjadi, yakni jika dari sisi impor, konversi harga terhadap rupiah akan lebih tinggi dan juga dapat berdampak pada inflasi yang terjadi di Indonesia,” ujarnya.
Sri Mulyani juga memastikan jika pemerintah Indonesia terus melakukan langkah antisipasi dan waspada terhadap perkembangan yang terjadi.
Dia juga mengungkapkan keyakinannya jika Indonesia akan tetap resilien dalam situasi sekarang ini.
“Tidak hanya dalam kondisi sekarang, namun, saya juga meyakini jika perekonomian Indonesia akan tetap tangguh di masa mendatang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Menkeu memaparkan jika itu akan sama halnya dengan pengalaman Indonesia saat melewati krisis pandemi Covid 19 yang lalu.
“Ini juga akan didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus,” terangnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan jika Bank Indonesia terus memastikan rupiah tetap stabil dalam mengantisipasi dampak dari ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah akibat konflik di Jalur Gaza dan konflik antara Iran dengan penjajah Israel. (*/Mey)