Sulawesi Utara, gemasulawesi - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) siap mengirimkan taruna TNI AL untuk membantu penanganan dampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
Suharyanto, Kepala BNPB, mengatakan bahwa mereka akan memberikan dukungan dengan menambah jumlah taruna untuk membantu wilayah terdampak erupsi Gunung Ruang.
Proses pengiriman taruna TNI AL ini akan ditangani oleh Deputi Penanganan Darurat BNPB.
Tujuannya adalah untuk mempercepat proses penyaluran bantuan logistik dan evakuasi para korban erupsi di Pulau Tagulandang.
Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan langsung dari Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) VIII Manado, Laksamana TNI Nouldy J Tangka.
Menurut Danlantamal VIII Manado, penambahan personel taruna TNI AL diperlukan karena banyak dari korban yang dievakuasi mengalami sakit.
Dengan demikian, diharapkan proses penanganan dan evakuasi dapat berjalan lebih lancar dan cepat.
“Sejak erupsi fase kedua, banyak di antara yang dievakuasi mengalami sakit, jadi kami berharap ada unsur tambahan dalam penanganan ini,” jelas Nouldy.
Data terakhir dari BNPB menunjukkan bahwa masih ada sekitar 5.719 dari 12 ribu orang korban yang berada di Pulau Tagulandang.
BNPB sebagai pemegang kendali di lapangan menargetkan untuk menyelesaikan evakuasi korban warga Tagulandang yang bermukim dalam radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Ruang menuju posko pengungsian di luar pulau itu sampai dengan hari Minggu.
Meskipun telah disiagakan helikopter, proses evakuasi dan penyaluran bantuan logistik masih mengandalkan angkutan kapal laut atau kendaraan darat karena penerbangan udara masih terhambat oleh asap yang mengandung debu vulkanik dari puncak Gunung Ruang.
Evakuasi sekitar 12 ribu orang warga Tagulandang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, merupakan respons terhadap erupsi fase kedua Gunung Ruang yang meningkatkan statusnya menjadi level IV (Awas) oleh PVMBG.
Dalam pernyataan dari Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta, dia mengonfirmasi bahwa evakuasi melibatkan warga dari berbagai desa di wilayah terdampak erupsi Gunung Ruang.
Proses evakuasi tersebut dilakukan menggunakan kapal penyeberangan laut milik Basarnas, TNI AL, dan Polri menuju tujuh posko darurat yang telah disiapkan di Manado dan Kepulauan Siau.
BNPB memperkirakan bahwa sekitar 11.000 hingga 12.000 jiwa penduduk perlu dievakuasi.
Abdul Muhari juga menegaskan bahwa warga yang dievakuasi tidak diperbolehkan meninggalkan posko pengungsian selama masa tanggap darurat yang diperpanjang hingga 14 hari ke depan atau hingga kondisi kembali normal.
Status tanggap darurat diperpanjang mulai 30 April hingga 13 Mei 2024.
Peningkatan status Gunung Ruang menjadi level IV (Awas) terjadi setelah erupsi fase kedua menghasilkan kolom erupsi mencapai 5.000 meter dari puncak, disertai dengan suara gemuruh dan gempa yang berkelanjutan.
PVMBG mengambil keputusan tersebut sebagai respons terhadap peningkatan aktivitas vulkanik dan kegempaan di Gunung Ruang. (*/Shofia)