Solo, gemasulawesi – Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan Wali Kota Surakarta, menyampaikan jika saat ini pemda lebih memprioritaskan penyelesaian kasus hukum sengketa tanah Sriwedari.
Menurut Gibran Rakabuming Raka, menyelesaikan kasus hukum lebih penting dibandingkan dengan pembangunan masjid yang ada di dalam lahan sengketa.
Dalam keterangannya kemarin, tanggal 30 April 2024, Gibran Rakabuming Raka menyampaikan jika hal tersebut dilakukan dikarenakan Masjid Sriwedari didirikan diatas tanah sengketa.
Diketahui jika Gibran mengatakan hal itu untuk menjawab DPRD Kota Surakarta yang menganggap pembangunan Masjid Sheikh Zayed diluar perencanaan yang adal dalam dokumen RPJMD Kota Solo tahun 2021 hingga 2026.
Wakil Presiden terpilih tersebut menegaskan jika dari awal tidak ada panlok dan juga tidak ada SK panitia.
“Saya rasa pembangunan masjid akan mundur atau mangkrak dikarenakan sejumlah permasalahan yang terjadi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gibran memaparkan jika Pemerintah Kota Surakarta tidak dapat menyelesaikan pembangunan jika dilakukan diatas tanah sengketa.
Namun, disebutkan Gibran jika permasalahan tersebut telah diselesaikan.
“Untuk administrasi, kami telah merapikan sesuai dengan petunjuk yang kami terima dan juga atas masukan dari kejaksaan,” katanya.
Dia menambahkan jika pihaknya juga telah menghidupkan panitia-panitia untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah yang tersisa.
Gibran Rakabuming Raka juga menekankan jika pembangunan Masjid Sriwedari tidak menggunakan APBD, sehingga pekerjaan rumah harus diselesaikan, yang termasuk juga dengan utang-utang dengan WIKA.
Saat ditanyakan mengenai sejauh mana pembangunan Masjid Sriwedari sekarang, Gibran meminta untuk menanyakannya pada panitia.
Diketahui jika Masjid Sriwedari mulai dikerjakan pembangunannya sejak masa pemerintahan FX Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo.
Selain itu, Achmad Purnomo, yang merupakan Wakil Wali Kota Surakarta, menjadi Ketua Panitia Pembangunan Masjid Sriwedari.
Sebelumnya, Gibran juga menyatakan akan konsisten memperbanyak acara berkelas internasional dalam rangka menambah kunjungan wisatawan mancanegara ke Solo.
Menurut Gibran, hal itu disebabkan Solo juga telah memasuki networking-nya UCCN atau Jaringan Kota Kreatif UNESCO. (*/Mey)