Politik, gemasulawesi – Mengenai isu Prabowo Subianto akan menikahi mertua Kaesang Pangarep, Sofiatun Gudono, Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan itu adalah hoaks.
Saat dimintai konfirmasinya kemarin, 1 Mei 2024, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan jika isu tersebut adalah berita bohong.
Diketahui jika dalam video yang menyebar di media sosial, Prabowo Subianto disebutkan akan menikah dengan ibu dari Erina Gudono, Sofiatun Gudono.
Prabowo Subianto dikatakan akan menikah dengan mertua Kaesang Pangarep tersebut di tanggal 20 Mei 2024.
Sementara itu, Prabowo Subianto juga saat ini tidak mempunyai istri dikarenakan telah bercerai dengan Titiek Soeharto, yang merupakan anak Presiden RI ke-2, Soeharto.
Namun, dikabarkan jika hubungan Prabowo dengan mantan istrinya itu belakangan ini tampak hangat.
Titiek Prabowo bahkan sempat tersipu malu saat ada yang menanyakan apakah dirinya akan mendampingi Prabowo Subianto menjadi ibu negara nantinya.
Sementara itu, Hanta Yuda, yang merupakan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, mengatakan jika jumlah menteri dari partai di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendatang diperkirakan akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah menteri di kabinet Presiden Jokowi.
Menurutnya, dari 34 posisi menteri yang tersedia, Presiden Jokowi awalnya menunjuk 16 diantaranya diisi oleh orang dari unsur partai politik.
“Namun, jumlah tersebut kemudian naik saat ada reshufel menjadi 18 bahkan lebih,” terangnya.
Mengenai Prabowo Subianto, Hanta menyatakan jika Prabowo seolah mempunyai keinginan yang besar untuk mengakomodasi semua pihak dan akan menyebabkan 17 kursi sebagai jatah untuk menteri dari partai akan terlalu sedikit.
“Selain itu, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka juga diprediksiakan menambah nomenklatur menteri di kabinetnya nanti,” ucapnya.
Menurutnya, dapat menjadi 34 atau 40 atau bahkan lebih.
Disebutkan oleh Hanta, jika kabinet yang gemuk ini dapat membuat pemerintahan berjalan kurang efektif.
“Karena, dengan semakin banyaknya menteri, maka akan membuat Prabowo sebagai presiden berpotensi tidak leluasa disebabkan banyaknya tumpang tindih yang terjadi nantinya di pemerintahannya,” jelasnya. (*/Mey)