Terutama dalam Pengolahan Nikel, Luhut Tegaskan Komitmen Pemerintah Indonesia untuk Membangun Industri EV Berkonsep Hijau

Ket. Foto: Menko Marves Menegaskan Komitmen dari Pemerintah RI untuk Membangun Industri EV yang Berkonsep Hijau Source: (Foto/Instagram/@luhut.pandjaitan)

Nasional, gemasulawesi – Menurut laporan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan komitmen dari pemerintah RI untuk membangun industri kendaraan listrik atau EV (electric vehicle) berkonsep hijau atau green industry.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa hal itu terutama dalam pengolahan nikel sebagai bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan jika inisiatif pemerintah ada untuk membangun industri hijau dengan batasan dan juga pajak untuk emisi karbon.

Baca Juga:
Ramai Soal Paket Mainan Megatron Milik Youtuber Medy Renaldy yang Rusak Usai Sempat Ditahan, Begini Tanggapan Ditjen Bea Cukai

Luhut mengungkapkan jika batasan dan pajak atas emisi karbon akan diberlakukan di tahun 2024.

“Di saat yang sama, pembangkit listrik tenaga batu bara telah dilarang,” katanya.

Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan jika upaya itu dilakukan agar industri pengolahan nikel di Indonesia dapat menjadi lebih ramah lingkungan.

Baca Juga:
Heboh Kasus Cantika Mutiara Johani, Mahasiswi Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Hedon, Manajer Kemahasiswaan Undip Akhirnya Buka Suara

Hal tersebut, dikatakan Luhut dikarenakan hingga kini masih banyak smelter yang menggunakan bahan bakar batu bara.

Dalam keterangannya kemarin, 3 Mei 2024, Menko Marves juga tidak memungkiri jika realisasi program transisi hijau bergantung pada modal.

Disebutkan Luhut, jika ketersediaan modal salah satunya didapatkan melalui pendapatan ekspor olahan nikel ataupun investasi asing secara langsung atau direct foreign investment untuk pembangunan pabrik smelter.

Baca Juga:
Tak Hanya Kantor Setjen DPR RI, Penggeledahan Terkait Dugaan Kasus Korupsi Rumah Dinas Anggota Juga Dilakukan KPK di 4 Lokasi Berbeda

Luhut juga menyayangkan sejumlah pihak yang keberatan terhadap produk ekspor Indonesia karena berkaitan dengan masalah lingkungan hidup disebabkan masih digunakannya batu bara sebagai bahan bakar untuk smelter.

Diketahui jika beberapa senator AS menjadi sejumlah pihak yang mengungkapkan keberatan tersebut.

Dalam keterangannya di awal Mei lalu, Luhut menuturkan jika hal tersebut adalah tindakan yang tidak bijak dikarenakan dapat menghalangi keterjangkauan suplai nikel untuk industri kendaraan listrik di Amerika Serikat itu sendiri.

Baca Juga:
Desak Berani untuk Menegakkan Keadilan, MUI Meminta ICC Tidak Ragu Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan Benjamin Netanyahu

“Hal tersebut mengingat Indonesia mempunyai cadangan nikel paling besar di dunia,” ucapnya.

Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, agar pengurangan emisi di Amerika Serikat dapat signifikan, rakyat Amerika Serikat harus lebih banyak menggunakan kendaraan yang menggunakan tenaga listrik. (*/Mey)

Bagikan: