Nasional, gemasulawesi - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, menyoroti kasus keracunan yang muncul dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta Timur.
Ia menyampaikan tanggapan terkait insiden tersebut sekaligus menjelaskan upaya yang dilakukan dinas untuk menanganinya.
Hasudungan menjelaskan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pengecekan bahan segar di lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Kami memang fokus pada bahan pangan segar sesuai tugas dan fungsi DKPKP, dan kami rutin melakukan pemantauan di seluruh lokasi SPPG di DKI Jakarta,” kata Hasudungan.
Baca Juga:
Keracunan MBG di Jakarta akibat SPPG tak jalankan SOP distribusi
Mereka juga memeriksa penerapan prosedur operasi standar (SOP), mulai dari bahan baku yang masuk ke dapur SPPG hingga pendistribusiannya ke sekolah-sekolah.
Hasudungan mengatakan bahwa bahan pangan itu segera diperiksa ke laboratorium oleh pihaknya.
“Pengecekan laboratorium dilakukan di tempat untuk memastikan bahan pangan dalam program makan bergizi gratis itu bebas dari mikroba maupun formalin, serta masih segar dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan,” tutur Hasudungan.
Usai insiden yang menimpa 20 siswa SDN di Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang diduga keracunan akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG), DKPKP segera mengambil langkah lanjutan.
Salah satunya adalah dengan merencanakan pelatihan khusus bagi para petugas di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Kami sudah rutin melakukan monitoring, dan menyusul adanya kasus di Pasar Rebo, kami berencana memberikan pelatihan khusus kepada petugas supaya penerapan SOP bisa lebih optimal,” kata Hasudungan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kurniasari, memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah tersebut diambil setelah 20 siswanya diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari program tersebut.
Baca Juga:
Bahlil Tekankan Loyalitas Kader Golkar: Kawal Program Presiden, Jangan Jauh dari Rakyat
Kurniasari menyebut bahwa keputusan untuk menghentikan sementara distribusi MBG merupakan langkah paling tepat sambil menunggu hasil pemeriksaan atas menu yang membuat beberapa siswa mengalami mual, pusing, dan muntah.
Ia menuturkan, pihak Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo telah memeriksa sampel dari seluruh menu MBG yang dikonsumsi siswa.
Menu MBG tersebut terdiri atas mi goreng, telur goreng, tahu, capcay, serta buah stroberi.
Menurut Kurniasari, mi yang disajikan saat itu tampak berbeda dari biasanya karena terlihat berlendir. (ANTARA)