Nasional, gemasulawesi - Juru Bicara Istana atau Kantor Komunikasi Kepresidenan baru-baru ini menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan tiga langkah strategis dalam menghadapi kondisi global yang semakin tidak menentu, terutama terkait kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap dampak ekonomi yang berpotensi memengaruhi Indonesia dalam jangka panjang.
Sebagaimana diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menaikkan tarif impor sebesar 32 persen.
Kebijakan tersebut berpotensi memberikan tekanan pada perekonomian Indonesia, mengingat ketergantungan berbagai sektor industri dalam negeri terhadap pasar ekspor.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia bergerak cepat untuk mengantisipasi kemungkinan dampak negatifnya.
Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan, Noudhy Valdryno, menjelaskan bahwa Presiden Prabowo telah menyiapkan tiga langkah utama untuk menghadapi situasi ini.
Ketiga langkah tersebut meliputi memperluas mitra dagang Indonesia, mempercepat hilirisasi sumber daya alam, dan memperkuat daya beli dalam negeri agar ekonomi tetap stabil.
"Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden membuktikan Indonesia bisa tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian," ujar Noudhy, dilansir pada Jumat 4 April 2025.
Langkah pertama yang ditempuh Presiden Prabowo adalah memperluas mitra dagang Indonesia agar tidak bergantung pada satu negara saja.
Salah satu upaya konkret yang telah dilakukan adalah dengan mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS, yaitu kelompok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Kelompok ini menguasai sekitar 40 persen perdagangan global, sehingga keterlibatan Indonesia dalam BRICS diyakini akan semakin memperkuat posisi ekonomi negara di kancah internasional.
Menurut Noudhy, pengajuan keanggotaan ini telah dilakukan Presiden dalam minggu pertama setelah pelantikannya. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mencari solusi jangka panjang agar Indonesia tidak hanya bertahan tetapi juga dapat berkembang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
Langkah kedua yang diambil Presiden Prabowo adalah mempercepat hilirisasi sumber daya alam agar Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan.
Dalam upaya ini, pemerintah membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang akan mengelola serta mendanai proyek-proyek hilirisasi di berbagai sektor utama, seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.
Hilirisasi telah menjadi salah satu strategi utama dalam kebijakan ekonomi Prabowo sejak awal menjabat.
Dengan adanya BPI Danantara, diharapkan proses hilirisasi bisa berjalan lebih efektif dan efisien, sehingga hasil sumber daya alam Indonesia tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi juga diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Kemudian, langkah ketiga yang diterapkan oleh Presiden Prabowo adalah memperkuat daya beli dalam negeri sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Salah satu kebijakan yang sudah diterapkan dalam mendukung langkah ini adalah program makan bergizi gratis yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memperkuat perputaran ekonomi di berbagai sektor, khususnya sektor pertanian dan industri pangan.
Selain itu, Presiden Prabowo juga merencanakan pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih sebagai bagian dari strategi memperkuat ekonomi desa.
Koperasi ini bertujuan untuk membuka jutaan lapangan kerja baru dan mendorong perputaran uang di daerah, sehingga perekonomian tidak hanya bertumpu pada pusat-pusat industri besar, tetapi juga berkembang di tingkat lokal.
Menurut Noudhy, upaya ini bukan hanya sekadar meningkatkan konsumsi dalam negeri, tetapi juga mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor serta memperkuat perekonomian domestik secara keseluruhan.
Langkah-langkah yang telah disiapkan oleh Presiden Prabowo ini mencerminkan pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi tantangan ekonomi global. (*/Risco)