Kemendagri Sebut PSU Pilkada 2024 Bakal Habiskan Rp 719 Miliar, 12 Persen Lebih Anggaran untuk Keperluan Polri

Potret Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian yang sedang berada di suatu rapat
Potret Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian yang sedang berada di suatu rapat Source: (Foto/ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)

Nasional, gemasulawesi - Tito Karnavian selaku Menteri Dalam Negeri (Mendagri) baru-baru ini mengabarkan bahwa total anggaran yang diperlukan untuk menggelar pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada 2024 mencapai Rp719 miliar.

Anggaran tersebut dibagi ke dalam beberapa sektor, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta aparat keamanan seperti TNI dan Polri.

Secara lebih rinci, KPU daerah mendapatkan alokasi terbesar, yakni Rp429.725.922.805 atau sekitar 59,75 persen dari total anggaran.

Sementara itu, Bawaslu menerima Rp158.919.295.848 atau sekitar 22,10 persen. Adapun TNI memperoleh Rp38.531.459.000 (5,36 persen), sedangkan Polri mendapatkan alokasi sebesar Rp91.993.554.893 (12,79 persen). Jika dijumlahkan, total anggaran PSU Pilkada 2024 mencapai Rp719.170.232.546.

Baca Juga:
Panglima TNI Sebut Prajurit yang Masuk Kementerian akan Pensiun Dini, Faizal Assegaf: Sikap Elegan dan Bijaksana

Tito menjelaskan bahwa total biaya penyelenggaraan PSU di 24 daerah tersebut telah mengalami penyesuaian agar lebih efisien.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri sempat memperkirakan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk PSU bisa mencapai Rp1 triliun.

Namun, setelah dilakukan perhitungan ulang, jumlah tersebut berhasil ditekan agar tidak terlalu membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Efisiensi anggaran ini menjadi perhatian utama pemerintah, terutama dalam memastikan bahwa dana yang dialokasikan dapat digunakan secara optimal.

Baca Juga:
Guntur Romli Tanggapi Pemerintah yang Undur Pengangkatan CPNS Hingga Oktober 2025: Jangan Permainin Rakyat Gitu Lah

Oleh karena itu, Tito Karnavian meminta agar KPU dan Bawaslu terus melakukan efisiensi seminimal mungkin guna menghindari pemborosan.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam memastikan pendanaan PSU dapat ditangani terlebih dahulu melalui APBD sebelum mengajukan bantuan dari APBN.

"Prinsipnya kami akan tetap menggunakan dana APBD dahulu. Kami akan melakukan efisiensi dan realokasi," jelas Tito pada Senin, 10 Maret 2025, di Jakarta.

Lebih lanjut, Tito juga menjelaskan bahwa 24 daerah yang akan menggelar PSU dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori.

Baca Juga:
Komentari Adanya Laporan Pengurangan Dana MBG, Adi Prayitno Sebut KPK Harus Gerak Cepat Ungkap dan Tangkap Pelaku

Kelompok pertama terdiri dari 10 daerah yang hanya perlu mengulang pemungutan suara di beberapa tempat pemungutan suara (TPS).

Karena cakupannya lebih kecil, pendanaan PSU di daerah-daerah ini dapat sepenuhnya ditanggung melalui APBD.

Kelompok kedua mencakup 14 daerah yang harus mengulang pemilihan di seluruh TPS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12 daerah telah memastikan bahwa pendanaan PSU bisa ditanggung melalui APBD masing-masing.

Namun, dua daerah lainnya, yakni Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Boven Digoel, masih dalam tahap pencarian solusi terkait pendanaan PSU mereka.

Dengan adanya pembagian tersebut, pemerintah berharap bahwa proses PSU dapat berjalan dengan lancar tanpa membebani anggaran negara secara berlebihan. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

Panglima TNI Sebut Prajurit yang Masuk Kementerian akan Pensiun Dini, Faizal Assegaf: Sikap Elegan dan Bijaksana

Faizal Assegaf menyoroti sikap Panglima TNI Agus Subiyanto yang meminta prajurit TNI untuk mundur jika punya jabatan di kementerian

Guntur Romli Tanggapi Pemerintah yang Undur Pengangkatan CPNS Hingga Oktober 2025: Jangan Permainin Rakyat Gitu Lah

Politisi PDI Perjuangan, Guntur Romli memberikan tanggapan usai pemerintah lakukan pengunduran pengangkatan CPNS 2024

Nilai Menhut Raja Juli Lakukan Kolusi Berjamaah dengan Politisi PSI, Faizal Assegaf: Rakus Menguras Uang Rakyat

Kritikus politik, Faizal Assegaf menilai bahwa Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni telah melakukan kolusi secara berjamaah

Soroti Rencana Budi Arie Soal Koperasi Desa, Denny Siregar Nilai Pejabat Indonesia Tak Lihat Kemampuan Anggaran

Pegiat medsos, Denny Siregar menyoroti rencana pemerintah yang akan bangun Koperasi Desa Merah Putih di Indonesia

Komentari Adanya Laporan Pengurangan Dana MBG, Adi Prayitno Sebut KPK Harus Gerak Cepat Ungkap dan Tangkap Pelaku

Pengamat politik, Adi Prayitno menyebut KPK harus gerak cepat dalam menanggapi laporan yang sebut anggaran MBG dipangkas

Berita Terkini

wave

Pemulangan Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba dan Peninjauan Perlindungan Diplomat RI

Jenazah Zetro Leonardo Purba akan dipulangkan ke Indonesia, sementara Kemlu evaluasi perlindungan diplomat di luar negeri.

Perum Bulog Percepat Penyaluran Beras SPHP untuk Stabilkan Harga dan Ketersediaan Pangan

Bulog menyalurkan beras SPHP secara masif, menjaga harga tetap stabil, dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Pemkab Bantul Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Setelah Temuan Ulat dan Jangkrik

Pemkab Bantul melakukan evaluasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan MBG bagi siswa.

Lapas Kediri Cabut Hak Narapidana Pelaku Asusila, Korban Dipaksa Telan Benda Asing

Lapas Kediri menindak tegas napi pelaku asusila dengan mencabut haknya, korban dipaksa menelan benda asing, kasus dilaporkan.

Kopdeskel Merah Putih Jadi Kompensasi Pemotongan TKD, Pemerintah Siapkan Skema Rp16 Triliun

Pemerintah luncurkan Kopdeskel Merah Putih sebagai kompensasi pemotongan TKD, didukung dana SAL Rp16 triliun melalui bank Himbara.


See All
; ;