Nasional, gemasulawesi – Kasus pembunuhan Vina di Cirebon yang terjadi sejak 2016 lalu hingga kini belum juga tuntas membuat Hotman Paris semakin meradang.
Hotman Paris mengungkapkan adanya sejumlah kejanggalan yang terjadi selama proses penyidikan kasus yang telah menarik perhatian publik setelah diangkat dalam film "Vina, Sebelum 7 Hari".
Salah satu kejanggalan yang disoroti oleh Hotman adalah posisi tersangka Pegi Setiawan yang selalu dipojokkan, seolah-olah hanya dia yang bersalah dalam kasus ini.
Hotman mencurigai adanya pihak-pihak lain yang mungkin terlibat tetapi belum diselidiki dengan baik.
"Pegi Setiawan tampaknya dijadikan kambing hitam, sementara ada indikasi bahwa pihak lain yang terlibat tidak diungkap secara transparan," ujar Hotman.
Kuasa hukum keluarga Vina, Hotman Paris Hutapea, pun akhirnya dengan tegas mengajukan permohonan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun tangan dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.
Dalam konferensi pers yang digelar di Mal Kelapa Gading, Hotman menyatakan bahwa Presiden Jokowi perlu turun tangan karena tidak memiliki kepentingan pribadi dalam kasus ini.
"Bapak Presiden adalah figur yang netral dan tidak memiliki kepentingan dalam kasus ini, sehingga bisa bertindak objektif," kata Hotman.
Ia mengusulkan agar Presiden membentuk tim pencari fakta independen yang terdiri dari para profesor dan ahli hukum pidana untuk menyelidiki kasus ini sejak awal, yaitu sejak tahun 2016.
Usulan ini disampaikan karena masyarakat merasa tidak puas dengan penyidikan yang sedang berlangsung.
Hotman menjelaskan bahwa banyak orang bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik kematian Vina dan Eky.
"Selama ini, masyarakat merasa bahwa penyidikan kasus ini tidak memberikan jawaban yang memadai dan memuaskan," tambah Hotman.
Hotman menekankan bahwa pembentukan tim pencari fakta merupakan langkah krusial untuk mengungkap kebenaran dalam kasus ini.
"Masyarakat tidak akan puas hanya dengan menyidangkan Pegi. Mereka menginginkan agar kasus ini diungkap secara menyeluruh dan transparan, tanpa ada yang ditutupi," tegasnya.
Permohonan Hotman ini dilayangkan di tengah perhatian publik yang semakin tinggi terhadap kasus ini, terutama setelah diangkat menjadi film yang banyak menarik perhatian dan simpati masyarakat.
Film tersebut memperlihatkan aspek-aspek yang tidak terungkap sebelumnya, sehingga menambah desakan publik untuk penyelidikan yang lebih mendalam dan transparan.
Hotman juga menyampaikan harapan bahwa dengan campur tangan Presiden Jokowi, kebenaran yang selama ini tersembunyi dapat terungkap, dan keadilan bagi keluarga Vina dan Eky bisa ditegakkan.
"Kami berharap Bapak Presiden bisa melihat urgensi dari kasus ini dan segera mengambil langkah yang diperlukan untuk membentuk tim pencari fakta," kata Hotman.
Pada kesempatan yang sama, Hotman juga menyoroti bahwa masyarakat tidak hanya menginginkan keadilan bagi korban, tetapi juga menginginkan kepastian hukum dan transparansi dalam penegakan hukum di Indonesia.
"Kasus ini adalah ujian bagi sistem hukum kita. Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan ada preseden buruk bagi penegakan hukum di masa depan," ujarnya.
Dengan demikian, langkah-langkah konkret diharapkan segera diambil oleh pihak-pihak terkait, terutama oleh Presiden Jokowi, untuk memastikan bahwa kasus pembunuhan Vina dan Eky ini ditangani secara adil dan transparan, sesuai dengan harapan masyarakat luas. (*/Shofia)